Yogyakarta, Aktual.com — Pameran ‘Alam/Benda’ diharapkan membuka peluang pembahasan dan merunut genealogi medium dan materialitas dalam seni rupa Indonesia terutama pada karya-karya seniman dengan tema alam.

“Setelah istilah ‘antilirisme’ atau ‘kekonkretan’ pada dekade 1970-an, kita belum menemui lagi kajian atau wacana mengenai medium dan materialitas dalam seni rupa Indonesia hingga hari ini,” kata pengamat seni, Arsita Iswardhani di Yogyakarta, Minggu (20/12) malam.

Di sela-sela pembukaan pameran ‘Alam/Benda’ karya empat seniman muda yakni Aditya Chandra Hernawan, Michael Binuko, Prilla Tania, dan Syaiful Aulia Garibaldi di Ark Galerie, ia mengatakan bentuk atau cara ungkap para seniman Indonesia atas sebuah pokok soal terus berkembang.

“Hal itu ditambah dengan interaksi mereka dengan seni rupa kontemporer global,” kata pengelola Ark Galerie itu.

Menurut dia, pameran itu menampilkan empat seniman yang memiliki hasrat yang khusus terhadap benda (medium dan material) dan secara kebetulan hasrat tersebut dipakai untuk membicarakan alam hari-hari ini.

Para seniman muda itu memiliki intensitas atas pilihan dan cara pandang yang unik terhadap medium dan material, yang mungkin berbeda dengan seniman-seniman lain di Indonesia.

“Meskipun secara sekilas kita bisa melihat gambar, patung atau instalasi, beberapa karya mereka keluar dari batas-batas paradigmatik medium seni rupa,” katanya.

Ia mengatakan meskipun beberapa orang masih menggunakan material-material yang konvensional, beberapa orang lain juga menggunakan benda-benda bekas pakai dan organik seperti beberapa jenis tumbuhan serta mikroorganisme.

“Dari beberapa sudut pandang dan persoalan, pokok soal alam mereka jelajahi secara khas yakni dalam perspektif medium dan materialitas itu sendiri,” katanya.

Pameran yang dikuratori Chabib Duta Hapsoro itu akan berlangsung hingga 31 Januari 2016.

Artikel ini ditulis oleh: