Jakarta, Aktual.com — Moskow memperkuat pembatasan ekonomi terhadap Ukraina dengan melarang impor makanan dari negara tetangga itu mulai tahun depan, ketika rezim perdagangan bebas Kiev dengan Uni Eropa (UE) mulai berlaku.

UE memutuskan pada Senin (21/12) untuk memperpanjang sanksi ekonomi terhadap Rusia selama enam bulan lagi, yang dikecam Kementerian Luar Negeri Rusia sebagai langkah untuk menyabotase pelaksanaan upaya kesepakatan perdamaian Minsk awal tahun ini.

“Langkah-langkah ekonomi balasan akan diterapkan kepada Ukraina pada 1 Januari 2016, karena aksesi terhadap sanksi anti-Rusia diterapkan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat,” Perdana Menteri Dmitry Medvedev mengatakan Senin (21/12) pada pertemuan dengan deputinya.

Medvedev telah menandatangani keputusan pemerintah untuk memberlakukan larangan total pada impor produk pertanian dari Ukraina, yang meliputi bahan baku dan bahan makanan.

Ekspor Ukraina ke Rusia mencapai 10,7 miliar dolar AS pada 2014, menurut data resmi kepabeanan Rusia.

Pada Rabu, Presiden Vladimir Putin menandatangani keputusan menangguhkan kesepakatan perdagangan bebas Rusia dengan Ukraina yang dimulai pada 1 Januari 2016.

Menurut keputusan ini, Ukraina tidak akan lagi menikmati penanganan negara yang paling disukai dalam rangka kesepakatan perdagangan bebas Commonwealth of Independent States (CIS), serta sejumlah kebijakan preferensial di bidang migrasi, bea cukai, pemeriksaan karantina, dan investasi .

Pada 2014, Ukraina dan Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk menciptakan zona perdagangan bebas antara kedua belah pihak. Keluar dari kekhawatiran dari Moskow, blok yang memutuskan untuk menunda pelaksanaan perjanjian sampai 1 Januari 2016.

“Kami telah berulang kali mengatakan kepada pihak berwenang Ukraina bahwa pelaksanaan perdagangan dan perjanjian ekonomi dengan Uni Eropa mempengaruhi kepentingan kita dan menciptakan risiko keamanan ekonomi kita. Ada beberapa putaran perundingan, yang tidak menghasilkan hasil,” kata Medvedev.

Dia juga memerintahkan pemerintah untuk mempersiapkan proses pengadilan yang ditujukan untuk mengembalikan tiga miliar dolar AS utang Ukraina kepada Rusia, yang jatuh tempo pada Minggu.

Pada Jumat, Perdana Menteri Ukraina Arseny Yatsenuk mengumumkan Ukraina telah memutuskan untuk memberlakukan moratorium pada pembayaran utang multi-miliar dolar kepada Rusia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan