Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia), Henky Sulistyo (kiri) didampingi Head Liabilities, Hevi Angweita, Direktur, Dhien Thjahajani, Direktur Irvandi Ferizal dan Head Marketing & Corporate Branding, Leonardo Koesmanto melakukan pengundian program Bingkisan Beruntun 2015 periode Desember, disaksikan perwakilan Kementerian Sosial RI, Pemda DKI Jakarta, Polri dan notaris di kantor pusat Maybank Indonesia, Jakarta, Selasa (8/12). Program Bingkisan Beruntun 2015 diantaranya menyediakan Lucky Draw, yang diundi setiap 3 (tiga) bulan, di mana pada masing-masing pengundian menyediakan hadiah 1 (satu) unit mobil Mini Cooper, 1 (satu) paket perjalanan wisata ke Jepang untuk 2 (dua) orang dan 5 (lima) kamera digital mirrorless. Aktual.com/Eko S Hilman

Jakarta, Aktual.com — Bank Internasional Indonesia atau Maybank Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menyalurkan kredit Rp200 miliar pada 2015 untuk sektor perdagangan, ritel, pariwisata, infrastruktur, properti dan beberapa sektor lainnya di luar komoditas. Anjloknya harga komoditas yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, tidak mempengaruhi terhadap penyaluran kredit bank Maybank.

“Selama ini kita memang tidak pernah “bermain” di sektor komoditas, tetapi banyak kredit untuk perdagangan, UMKM, properti dan lainnya, sehingga anjloknya harga berbagai komoditas saat ini, tidak berpengaruh,” ujar Branch Manager Maybank Regional Kalimantan Thomas Njo di Banjarmasin Rabu (23/12).

Menurut Thomas, pihaknya optimistis, pertumbuhan ekonomi pada 2016 akan lebih baik, begitu juga dengan sektor perdagangan, properti dan lainnya, yang selama ini menjadi sasaran pembiayaannya, akan berjalan dengan baik.

Rencana pembangunan infrastruktur sekala besar, yang disiapkan pemerintah, akan membantu percepatan pertumbuhan ekonomi daerah ini.

Hanya saja, tambah dia, pihaknya relatif berhati-hati dalam menyikapi setiap perubahan ekonomi yang terjadi saat ini, diperlukan strategi khusus, sehingga beberapa masalah seperti kredit macet atau NPL bisa diminimalisasi.

“Syukur NPL kita hanya sekitar 1 persen lebih, masih relatif cukup aman, namun harus tetap dilakukan upaya pembinaan agar hal tersebut tidak bertambah,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka