Yogyakarta, Aktual.com — Prosesi Garebek Maulud Sekaten yang dilaksanakan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang berlangsung lancar dan dipadati puluhan ribu warga dari berbagai daerah diharapkan menjadi pertanda baik untuk Yogyakarta, demikian kata seorang abdi dalem Keraton.
“Yang jelas, sekarang Garebek Maulud lebih ramai, yang mengikuti atau antusiasme warga lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ini yang kelihatan,” kata Pengageng Kawedanan Pengulon Keraton Ngayogyakarta, KRT Ahmad Muhsin Kamaludinningrat, kepada wartawan, di Masjid Agung Kauman usai menerima tiga Gunungan Garebek Mulud, Kamis (24/12).
Ia mengatakan mulai Rabu (23/12) malam dilakukan penyampaian riwayat Nabi Muhammad dengan bagus dan tenang. Hal yang harus disyukuri yakni tidak turun hujan selama prosesi Garebek Maulud padahal memasuki musim hujan.
“Baik tadi malam hingga siang ini tidak turun hujan. Waktu ini musim hujan, kalau turun hujan akan menggangu prosesi. Tapi Alhamdulillah, sekarang sudah berjalan bagus, baik sejak tadi malam, bahkan sejak turun “Gongso” sampai pulangnya Gongso semua dalam keadaan selamat dan menggembirakan,” kata Ahmad.
Ia berharap kondisi ini menggambarkan keselamatan dan kemakmuran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan seluruh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
“Mudah-mudahan ini tanda baik, dan Allah SWT memberikan barokah bagi kita semua. Insya Allah ini merupakan pertanda yang baik,” katanya.
Terkait konflik internal keraton, ia berharap semua akan terselesaikan dengan baik demi rakyat Ngayogyakarta. “Kita berharap bahwa itu akan lebih baik. Kita tidak bisa meramal, tapi kita berharap dan berdoa semua lebih baik lagi,” katanya.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada upacara Garebek Maulud Sekaten 1949 Jimawal atau 1437 Hijriah mengeluarkan tujuh gunungan, yakni gunung lanang tiga buah, satu dibawa ke Puro Pakualaman dan satu dibawa ke Kepatihan. Selain itu, gunung wadon satu buah, gunung gepak satu buah, gunung dharat satu buah dan gunung pawuhan satu buah.
Berdasarkan pantauan, meski prosesi gunungan telah selesai, kondisi seputaran Alun-Alun Utara Yogyakarta masih dipadati ribuan pengunjung, baik menikmati makanan khas Yogyakarta atau berfoto-foto di Keraton Ngayogyakarta.
Kondisi jalan di Malioboro dan Titik Nol dalam kondisi padat merayap karena banyaknya wisatawan yang datang. Di tempat parkir Bank Indonesi dan Abu Bakar Ali terlihat bus-bus besar dari berbagai daerah memadati tempat tersebut.
Artikel ini ditulis oleh: