Jakarta, Aktual.com — Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi jilid IV bertekad untuk kompak dan menjaga kesolidan sampai akhir periode kerja.

“Kami sudah sepakat ‘one for all, all for one’ kami ini berlima jadi ‘five for all’. Tekad kami harus solid jadi KPK juga solid sehingga tunas-tunas korupsi bisa dipangkas,” kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di gedung KPK Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (29/12).

“Profesi kita sesungguhnya sama, kami itu melakukan pekerjaan memberantas korupsi selanjutnya pesan anti korupsi disampaikan media, kita ‘equal’, terima kasih untuk foto-foto yang bagus ini,” kata Laode dalam acara pameran foto “Mata Selular Antirasuah” yaitu pameran 87 karya foto yang diambil menggunakan telepon selular oleh para wartawan yang bertugas di KPK dan pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta. Pameran dilangsungkan di depan lobby gedung KPK.

Dia mengakui bahwa tidak ada lembaga lain, selain KPK yang mendapat dukungan luas dari media. “Kampanye anti korupsi tanpa bantuan adik-adik wartawan tidak akan sampai ke publik, kami mensyukuri hal itu,” ujar Laode.

Dia meminta maaf karena banyak pesan singkat yang dikirimkan wartawan semenjak dia dilantik pada Senin (20/12), tidak dibalas. “Maaf banyak dari banyaknya SMS yang dikirimkan, sebagian saya jawab sebagian tidak. Kalau kasus tidak saya jawab dulu karena posisi kasus kami belum tahu mudah-mudahan setelah induksi (masa pengenalan organisasi) bisa kami memberikan informasi,” kata Laode.

Senada dengan Laode, Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menyatakan bahwa dia dan empat rekannya sedang menyatukan persepsi. “Saat ini kita satukan persepsi dulu, kami sebentar lagi satu untuk lima dan satu untuk ‘go’ pemberantasan korupsi,” kata Basaria.

Dia pun mengaku mendukung transparansi informasi yang dilakukan KPK melalui media. “Maaf tidak bisa menjawab SMS atau ‘whatsapp’ karena kami masih induksi sampai jam 10 malam. Kalau menangkap orang tidak diberitakan juga salah, karena salah satu untuk menciptakan efek jera adalah dengan memberitahukan ke yang lain,” ujar Basaria.

Sedangkan Saut Sitmorang mengaku bahwa hubungan pimpinan dan media hanya berubah dalam gaya. “Saat kita bicara saat ini, saya yakin ada korupsi yang terjadi di luar. Tapi kalau kita bicara sebelum bekerja kami juga tidak mau. Tapi jelas, dukungan jelas kepada media tidak ada keraguan, struktur KPK tidak berubah, style-nya saja yang berubah hanya sistemnya tetap,” ujar Saut.

Sementara komisioner KPK lain, Alexander Marwata bahkan masih terkejut menerima banyak pertanyaan wartawan melalui nomor pribadinya. “Saya masih ‘shock’ terima banyak sekali SMS. Saya 4 tahun menjadi hakim, saya tidak asing dengan peliputan, tapi saya tidak pernah memberikan komentar apapun terhadap kasus dan tidak ada satu pun wartawan yang mendekati untuk kasus apapun, begitu ada pengumuman ratusan SMS dan whatsapp masuk ke handphone saya, saya tidak mengerti menjawab yang mana, dari pada bingung, saya tinggalin saja handphone-nya,” kata Alexander.

Namun Alex selanjutnya berjanji akan memberikan informasi bila wartawan bertanya. “Ada yang mengatakan Pak Alex sombong, tapi mungkin saya berubah, ya sebatas informasi yang boleh dipublikasikan, apa saja yang boleh diberikan ke wartawan dan kekuatan KPK memang kekuatan media dan kompak dukung KPK,” ujar Alex.

Sedangkan Ketua KPK Agus Rahardjo pun meminta bantuan media massa untuk mengerjakan tugas pemberantasan korupsi. “Mari kita bahu-membahu dan bekerja sama dengan teman-teman media,” kata Agus.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu