Madura, Aktual.com — Anggota DPRD dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Pamekasan, Jawa Timur Hasyim meminta polisi mengusut tuntas kasus pembunuhan warga Desa Pengereman Barat yang dituding sebagai dukun santet.
“Pelaku pembunuhan warga itu harus ditangkap, agar bisa memberikan efek jera kepada pelaku dan agar masyarakat tidak main hakim sendiri dengan dalih dukun santet,” kata Hasyim dalam keterangan persnya kepada media di Pamekasan, Rabu (30/12).
Apalagi, sambung Hasyim, kasus pembunuhan itu dilakukan secara beramai-ramai dan disaksikan banyak orang, karena kejadiannya setelah acara tahlilan.
“Hanya saja yang menjadi persoalan memang saksi. Masyarakat Desa Pangereman Barat itu tidak mau menjadi saksi meski mereka melihat secara langsung, karena takut dibunuh oleh para pelakunya,” katanya.
Namun demikian, sambung pria yang juga tetangga korban terduga dukun santet itu, bukan berarti polisi harus diam, karena kasus serupa sudah berulang kali terjadi dan pelakunya hingga saat ini tidak ada yang diproses hukum.
“Jika main hakim sendiri seperti itu dibiarkan oleh polisi dengan dalih dukun santet, kan main hakim sendiri seolah dibenarkan. Padahal negara kita ini kan negara hukum,” katanya.
Warga yang dibutuh dengan tuduhan dukun santet itu bernama Munir (50) asal Desa Pangereman Barat, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan.
Peristiwa pembunuhan dengan korban bernama Munir itu, terjadi Selasa (29/12) sore sekitar pukul 16.30 WIB.
Terpat kejadian perkara (TKP) di Dusun Bindang, Desa Pangereman, Kecamatan Batumarmar, sekitar 45 kilometer dari Kota Pamekasan.
Peristiwa pembunuhan itu berawal saat korban pulang dari acara tahlilan di rumah tetangganya.
Saat hendak tiba di rumahnya dalam jarak sekitar 50 meter, tiba-tiba ada lima orang yang menghadang langkah korban. Versi Polsek Tamberi pelaku pembunuhan puluhan orang, termasuk sebagian para jamaah tahlil.
Tanpa banyak bicara, kelima orang itu langsung membacok tubuh korban dengan senjata tajam dan mengenai beberapa bagian tubuhnya, seperti leher, lengan, wajah dan kepala korban.
Korban langsung meninggal di TKP, dan kasus pembunuhan itu sempat disaksikan sejumlah warga yang juga sama-sama pulang dari acara tahlilan, namun mereka mengaku tidak ada yang kenal terhadap pelaku.
Saat korban tersungkur jatuh ke tanah, para pelaku itu selanjutnya melarikan diri dan meninggalkan korban begitu saja.
Sebagian diantara warga yang mengetahui kejadian itu, langsung melaporkan ke kepolisian Polsek Tamberu melalui aparat desa setempat.
Akibat aksi pembacokan itu, bagian kepala sampai telinga robek, rusuk bagian kiri, pergelangan tangan kanan dan kiri luka, dan habu kanan hampir putus.
Kasus dengan isu serupa sebelumnya juga pernah terjadi di Bujur Tengah, Lesoang Daja, dan hingga kini, para pelaku pembunuhan tidak ada yang ditangkap.
“Ini kan masalah jika. Dan isu santet itu kan abstrak, alias tidak bisa dibuktikan,” katanya menjelaskan.
Secara terpisah Kapolsek Tamberu AKP Moh Sjaiful Arif mengatakan, kesulitan menangkap pelaku pembunuhan, karena warga di sekitar rumah korban tidak ada yang bersedia menjadi saksi.
“Kalau tidak ada saksi, kami kan juga tidak bisa memproses secara sembarangan,” katanya menjelaskan.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan