Para WNI yang dideportasi mengacungkan tangan saat pendataan di Pelabuhan Internasional Tunon Taka, Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (27/8). Pemerintah Malaysia mendeportasi 77 WNI yang telah menyelesaikan hukumannya karena kasus pelanggaran keimigrasian, narkoba dan tindak pidana lainnya. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/ama/15.

Nunukan, Aktual.com — Sebanyak 6.140 warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Negeri Sabah dideportasi Pemerintah Kerajaan Malaysia melalui Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, selama 2015.

Jumlah tersebut mengalami peningakatan signifikan dibandingakn pada 2014 yang hanya 3.640 WNI, kata Kepala Unit Tempat Pemeriksaan Imigrasi Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Nasution di Nunukan, Sabtu (2/1).

Peningkatan itu disebabkan operasi rutin yang digelar aparat kepolisian dan imigrasi Malaysia terhadap pendatang asing di Negeri Sabah selama 2015. WNI yang bekerja secara ilegal banyak yang terjaring dan digelendang masuk penjara karena kasus keimigrasian.

Nasution menambahkan, banyaknya WNI yang bekerja di negara itu dideportasi selama 2015 juga dipengaruhi oleh isu terjadinya konflik antara pemeirntah Kerajaan Malaysia dengan warga negara Sulu asal Filipina Selatan.

“Jadi ada dua faktor yang menyebabkan banyak WNI yang ditangkap dan dideportasi, yakni operasi rutin dan isu konflik,” kata Nasution seraya menambahkan, WNI yang dideportasi ke Kabupaten Nunukan terlebih dahulu menjalani hukuman hingga berbulan-bulan.

Ia menyatakan pula bahwa WNI yang dideportasi itu sebagian besar karena kasus keimigrasian dan sebagian lagi tersangkut kasus kriminal di antaranya narkoba yang terdeteksi setelah dilakukan tes urine.

Dari 6.140 WNI yang dideportasi itu terdiri dari 4.479 laki-laki dan 1.661 perempuan sebagian di antaranya anak-anak di bawah usia lima tahun yang berasal dari Sulsel, NTT, Jawa, Maluku, Sumatera, Jambi, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kaltim, Sulut, Sulteng, Sultra dan Sulbar.

“Sebagian besar WNI yang dideportasi selama 2015 sebagian besar berasal dari Sulsel yakni sebanyak 3.651 ditambah NTT sebanyak 923 orang,” kata Nasution.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan