Jakarta, Aktual.com — Koordinator aksi Pemuda Peduli Penggusuran Bukiy Duri (P3BD) Indra mengatakan, bahwa warga Bukit Duri yang pindah ke rumah susun kondisi hidupnya makin buruk.

“Sebagian warga yang telah pindah ke rumah susun pun ternyata hidupnya lebih buruk,” ujar Indra di Bukit Duri seberang Gudang Peluru, Jakarta Selatan, Minggu (3/12).

Indra melihat jika buruknya warga yang pindah ke rusun disebabkan oleh fasilitas yang tidak memadai untuk kebutuhan warga.

“Gedungnya rusak, fasilitas dasar kurang, tempat tidak memadai dan tidak sanggup menopang sebagian kebutuhan warga,” imbuhnya kepada wartawan.

Oleh sebab itu, tingkat ekonomi dan nilai kekeluargaan yang telah ada selama ini menjadi hancur.

“Bukan hanya tingkat ekonomi yang menurun, tapi nilai kekeluargaan dan sosial budaya yang tidak bisa dinilai dengan uang juga hancur. Itu sudah terjadi pada warga komunitas lain sebelumnya dan akan terulang pada komunitas lainnya,” katanya.

Lebih lanjut, Indra mengatakan bahwa semestinya negara bisa menghargai warganya sendiri yang telah lama tinggal di sana bahkan sebelum negara ini dibentuk.

Indra meneruskan bahwa saat Joko Widodo menjadi gubernur DKI Jakarta pernah berjanji untuk menganti rugi bangunan yang dimiliki oleh warga. Hal tersebut termaktub dalam Komentar umum PBB no. 7 tentang Hak Atas Tempat Tinggal yang Layak.

“Padahal Undang-Undang tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum telah mengatur bahwa masyarakat, bahkan meski ia tidak memiliki sertifikat berhak untuk berpartisipasi dalam seluruh tingkatan termasuk berhak atas ganti rugi. Ini juga yang dijanjikan oleh Jokowi saat jadi Gubernur. Ini tanggung jawab negara yang ada dalam Komentar Umum PBB No. 7,” katanya.

Oleh karena itu, Indra meminta kepada pemerintah untuk sungguh-sungguh mendengarkab suara warganya dengan melakukan musyawarah yang tulus dan memberikan hak yang sepatutnya menjadi milik masyarakat.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka