Jakarta, Aktual.co — Rusia dan Qatar diduga telah memberikan suap untuk mengamankan jatah Piala Dunia mereka, kata mantan penasihat khusus Sepp Blatter, Guido Tognoni, dimana ‘sangat erat’ dengan Presiden FIFA selama periode kedua Blatter.
“Di FIFA, selama bertahun-tahun, Anda hanya bisa mencapai tujuan Anda dengan memberikan Dolar ke tangan Anda,” kata Tognoni, kepada BBC Sport.
FIFA mengungkapkan, bahwa penyelidikan kasus tersebut sedang berlangsung. Proses tender untuk turnamen Piala Dunia 2018 dan 2022 menjadi subyek dari penyelidikan penyidik investigasi Swiss.
Ketika ditanya apakah Negara tersebut memiliki pilihan (opsi) lain selain menyuap FIFA selama proses penawaran, Tognoni menjawab singkat, “Spekulasi ini diperbolehkan, ‘ya’.”
Namun, Rusia dan Qatar menyangkal terhadap tuduhan itu. Sementara itu, Blatter belum mau mengungkapkan hasil dari Biro Penyidik Amerika (FBI) yang terpisah khusus menyelidiki kasus korupsi di FIFA.
Di tempat yang berbeda, Domenico Scala, Kepala Audit dan Komite Disiplin (Kepatutan) FIFA, mengatakan, bahwa bila bukti itu muncul baik dari FBI atau penyidik investigasi Swiss, kemungkinan hasilnya dipengaruhi oleh oknum yang mmebayarnya, “penghargaan bisa dibatalkan.”
Namun, Tognoni yang juga menjadi ‘tangan kanan’ Blatter untuk periode era 90-an dan 2001-2003, mengatakan, bahwa dia tidak berpikir Piala Dunia akan batal berlangsung di Rusia atau Qatar.
“Bahkan jika ada bukti bahwa orang FIFA yang disuap, di mana masalahnya? Dengan FIFA, atau orang-orang yang tidak punya pilihan selain untuk mendapatkan Piala Dunia dengan menyuap?.”
Artikel ini ditulis oleh: