Jakarta, Aktual.co — Ekspor Tiongkok turun untuk ketiga kalinya berturut-turut pada Mei 2015, disebabkan melambatnya permintaan di dalam negeri. Ekspor turun 2,5 persen dari tahun lalu dalam Dolar Amerika Serikat (AS) dan 2,8 persen dalam mata uang Yuan.
Impor anjlok 17,6 persen dalam Dolar. Sementara itu, impor berdenominasi terhadap Yuan yang jatuh 18,1 persen. Anjloknya impor tersebut terjadi selama tujuh bulan berturut-turut.
Ekonom dari JP Morgan, Zhu Haibin mengatakan, bahwa data-data tersebut menunjukkan perekonomian yang akan berjuang untuk memenuhi target pertumbuhan perdagangan pemerintah. Bahkan, dengan kenaikan ekspor.
“Impor masih jauh lebih lemah dari yang diharapkan. Ekspor baik-baik saja, meskipun kita masih berbicara tentang penurunan tahun-ke-tahun, tetapi dalam hal momentum, mereka telah pulih sedikit setelah runtuhnya pada bulan Maret,” ujar Haibin, demikian dilansir BBCBusiness, Selasa (9/6).
“Tahun ini pemerintah menyiapkan target pertumbuhan perdagangan enam persen, yang pada saat ini, masih mungkin untuk dicapai, terutama dengan impor yang lemah.” Katanya lagi.
Permintaan domestik di Tiongkok terus menjadi lemah meskipun langkah-langkah stimulus dilakukan oleh pemerintah dan Bank Sentral untuk mendorong pertumbuhan. Bank Sentral telah menurunkan suku bunga bulan lalu, yang merupakan ketiga kalinya dalam enam bulan untuk memacu pinjaman dan kegiatan ekonomi.
Penurunan impor menyebabkan surplus perdagangan Tiongkok menjadi USD59.5 Miliar pada bulan Mei, naik hampir 75 persen dari April.
Artikel ini ditulis oleh: