Jakarta, Aktual.com – Rakyat tidak membutuhkan program kerja pemerintah yang realisasinya tidak bisa dirasakan langsung. Seperti slogan-slogan besar yang selama ini dijanjikan Pemerintahan Joko Widodo.
Pendapat itu dilontarkan Wakil Sekretaris Jenderal DPP Gerindra, Andre Rosiade. Salah satu yang dianggapnya hanya slogan ketimbang program kerja yang nyata adalah ‘Revolusi Mental’. Menurut Andre, program yang digembar-gemborkan melalui Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu tidak dirasakan langsung oleh rakyat.
“Rakyat tidak butuh apa itu revolusi mental, rakyat butuhnya kerja nyata Pemerintahan Jokowi. ‘Revolusi Mental’ Menteri Puan itu apa manfaatnya dirasakan rakyat?” kata dia, saat dihubungi, Kamis (7/1).
Revolusi mental yang terus digaungkan Kemenko PMK, dinilainya justru berlawanan dengan pimpinannya Puan Maharani. Menteri yang menurutnya harus direvolusi mental terlebih dulu sebelum mengajak rakyat Indonesia.
“Sudah setahun jadi Menteri tapi belum mundur dari DPR. Apanya yang hebat, baru pertama kali sejak reformasi ada menteri rangkap jabatan. Kata Jokowi tidak boleh rangkap jabatan,” kata dia.
Sambung dia, Presiden Jokowi seharusnya malu dengan kondisi tersebut. Sebab komitmen awalnya tidak akan ada pembantunya di Kabinet Kerja yang merangkap jabatan. “Harusnya kan dia (Jokowi) perintahkan, panggil Puan, ‘eh anda anggota saya, untuk jaga marwah kabinet, mundur dari DPR’. Kan begitu,” ucap Andre.
Puan Maharani diketahui menjabat sebagai Menko PMK sejak akhir Oktober 2015. Hingga kini tercatat sudah 15 bulan menjadi anggota Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla. Akan tetapi, selama itu pula Puan belum mengundurkan diri secara administratif dari keanggotaannya sebagai anggota DPR.
Sebab sebelumnya Puan dilantik sebagai Anggota DPR RI Periode 2014-2019. Ia terpilih sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan V Jawa Tengah.
Artikel ini ditulis oleh: