Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) didampingi Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto (kanan) memberikan keterangan pers usai pertemuan membahas isu nasional terkini di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (24/10). Kedua pihak membahas masalah perlambatan ekonomi, dampak kebakaran hutan dan asap, pelaksanaan pilkada langsung, serta melaporkan hasil konferensi organisasi semigovernmental ICAPP yang diikuti Megawati di Tiongkok beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/pd/15

Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Puyuono menyarankan Presiden Joko Widodo tetap mendengarkan saran dan masukan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Perombakan Kabinet Kerja Jilid II memang hak prerogratif Presiden, namun saran Mega tetap penting.

“Sekalipun itu (reshuffle) hak Jokowi, tetapi secara etika moral, Jokowi semestinya mendengarkan ibunya, Megawati,” terang Arief dalam diskusi ‘Jokowi vs JK dalam Isu Reshuffle Kabinet Jilid II’ di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (8/1).

Menurutnya, Megawati adalah tokoh politik yang sangat kuat. Meski kelihatan diam saat tampil di muka umum, tenang, santai, tetapi Mega mempunyai kekuatan yang full di PDIP.

Putri Bung Karno itu juga bisa memainkan irama politik di saat ini. Irama cantik yang kemudian dijabarkan melalui kader-kadernya, termasuk kader yang duduk di parlemen.

“Ini harusnya disadari oleh JK, karena Jokowi itu bagaimanapun adalah kader partainya Megawati,” ucap Arief.

Artikel ini ditulis oleh: