Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wapres Jusuf Kalla (kanan) memimpin rapat kabinet terbatas membahas aturan cuti bagi jajaran pejabat negara di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/1). Presiden menegaskan aturan baku tentang hak cuti dan libur bagi pejabat penyelenggara negara, namun tetap mengutamakan kewajiban pelayanan kepada publik. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/16

Jakarta, Aktual.com — Pengamat politik dari Negarawan Center Johan Silalahi tidak sepakat dengan persepsi yang menyebutkan adanya perselisihan antara Presiden Joko Widodo dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Johan yang mengaku memiliki kedekatan khusus dalam bidang politik dengan Jokowi dan Jusuf Kalla sejak pra-Pilpres 2014 menyatakan dwi tunggal bangsa itu saling menghormati satu sama lain.

“Dalam konteks Jokowi versus JK, saya koreksi bahwa tidak benar ada realitas seperti itu . Yang ada hanya lah persepsi saja,” jelas Johan Silalahi dalam diskusi publik bertema “Jokowi vs JK Dalam Isu Reshuffle Jilid II”, di Jakarta, Jumat (8/1).

Johan mengatakan dirinya sejak awal telah mendukung dan mengusulkan agar Jokowi-JK berpasangan dalam Pilpres 2014.

Dia menilai JK bukan lah orang yang menjadi musuh dalam selimut. Sebaliknya Jokowi menurut dia, sangat menghormati JK sebagai orang tua.

“Saya menjamin tidak ada pertarungan antara Jokowi-JK. Bahwa ada perbedaan dan miskomunikasi, semua orang pasti bisa miskomunikasi, tetapi niat keduanya sama-sama baik yaitu menginginkan pemerintahan berjalan responsif, cepat dan taktis,” kata dia.

Johan memang memiliki catatan kedekatan dengan JK. Saat JK maju sebagai calon Presiden berpasangan dengan Wiranto pada Pemili 2009 Johan masuk dalam tim sukses JK-Win.

Artikel ini ditulis oleh: