Anak-anak bersorak dalam peluncuran produk Simpanan Pelajar alias 'SimPel' di kawasan SMAN 68 Salemba, Jakarta, Selasa (8/9). Simpanan pelajar tersebut didukung 14 bank untuk mengampanyekan gerakan menabung sejak usia dini. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/pd/15.

Semarang, Aktual.com — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengkampanyekan kembali membangun budaya menabung bagi pelajar melalui program simpanan pelajar (Simpel) dengan menggandeng Kemendikbud dan Kementerian Agama.

“Kerjasama kita ingin mendorong seluruh murid, baik pelajar dari jenjang tingkat pendidikan PAUD, SD, SMP dan SMa/ SMK sederajat,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad usai penyerahan CSR PT Bank Sinarmas di SDN Tegalrejo Kabupaten Magelang, Jumat (8/1).

Muliaman mengatakan kebiasaan menabung belakang ini terlupakan pada dunia pendidikan kekinian. Maka, dengan adanya layanan keuangan masyarakat berbentuk tabungan kembali membangun budaya baik masyarakat sebelumnya.

“Kultur kebiasaan menabung sepertinya terlupakan sekarang. Dulu ada waktu sekolah ada istilah Tabanas  dan Tabilu. Sekarang kita dorong kembali dengan simpanan pelajar,” beber dia.

Pihaknya mengklaim jumlah pelajar dari semua jenjang pendidikan mencapai angka 50 juta pelajar Indonesia. Meski begitu, jumlah tabungan pelajar paling tidak terkecil dibandingkan negara ASEAN.

Dengan menabung, kata dia, tidak sekedar menumbuhkembangkan budaya sehat menabung, melainkan mendorong pertumbuhan ekonomis. “Jangan kemudian kita punya masalah dikemudian hari. Paling tidak sangat membantu ke depan,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan