Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, dinilai tidak memiliki visi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah diberlakukan sejak 1 Januari 2016, kata Aktivis Petisi 28 Haris Rusli, Jumat (8/1).

“Dalam menghadapai Masyarakat Ekonomi Asean, kita liha dia (Suitiyoso) tidak punya visi untuk menghadapi perang ekonomi Asean itu,” ucapnya kepada Aktual.com usai mengisi diskusi publik “Jokowi VS JK dalam isu Reshufle Kabinet Jilid II”, di Jakarta.

Menurut Haris, dalam persaingan ekonomi Asean, tidak dibutuhkan lagi kekuatan fisik seperti tentara, melainkan intelijen.

“Untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, yang berperang di situ bukan lagi seperti tentara. Yang bisa berperang di situ adalah intelijen negara. Dan saya lihat intelijen negara itu tidak siap di bawah kepemimpinan Sutiyoso. Karena saya lihat dia tidak punya satu desain intelijen untuk menghadapi itu,” imbuhnya.

Dalam menghadapi MEA tersebut, kata Haris, dibutuhkan peran intelijen negara yang sangat tangguh, yang mempunyai visi ekonomi dan politik. “Bukan semata bikin rekayasa penangkapan kelompok bersenjata di Aceh, yang dalam sejarahnya baru kali ini ada seorang Kepala BIN turun ke lapangan. Itu baru kali ini,” kata Haris.

Oleh sebab itu, Haris meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk segera mengevaluasi Sutiyoso sebagai kepala BIN dalam menghadapi MEA ini.

Selain meminta dievaluasinya Sutiyoso, ia juga meminta kepada Presiden untuk mengevaluasi empat anak buah lainnya, yakni Mentri ESDM Sudirman Said, Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

“Yang harus dievaluasi itu mereka dulu. Kalau tidak, saya yakin ke depan Jokowi makin keperosot lagi,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: