Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan usai membuka perdagangan saham perdana tahun 2016 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1). Presiden meminta pelaku usaha optimis menghadapi perekonomian 2016. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz/16

Jakarta, Aktual.com — Perombakan Kabinet Kerja dinilai tepat oleh Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha. Hanya saja, Presiden Joko Widodo harus menentukan waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut.

Bukan hanya soal waktu, Hanta juga menyarankan agar Jokowi bisa membagi komposisinya, dimana antara profesional dengan perwakilan partai jumlahnya harus disamakan.

“Reshuffle kabinet, jika saya ditanya tentu diperlukan. Timingnya jangan sampai terlewat. Lalu komposisinya, kalkulasinya pasti ada dua, mungkin hitungan politiknya pasti dikotomi ini kita hindari. Biasanya 50:50 tidak lebih dari kelompok partai politik, dan dari non partai itu ya berbagai macam politik,” papar Hanta, dalam sebuah diskusi, diskusi, bilangan Cikini, Jakarta, Sabtu (9/1).

Dalam mereshuffle kabinet, selain komposisi Jokowi juga harus mempertimbangkan aspek kuantitas dan kualitas. Dari sisi kuantitas, Hanta menilai Presiden harus menyikapi secar objektif sesuai dengan perolehan suara pada Pemilihan Presiden 2014 silam.

“Kalau pertimbangan kuantitas, itu pasti urutannya PDIP, karena kursi paling banyak, dan kedua PKB ketiga adalah PAN, karena PAN sudah bergabung, kalau Golkar bergabung berarti PDIP, Golkar, PKB dan PAN. Lalu Nasdem, Hanura dan PKPI,” terang dia.

Untuk aspek kualitas, dia berpendapat Jokowi harus bisa memperjuangkan dulu wakil dari partai pengusung hingga dirinya bisa bertengger di pucuk kekuasaan.

“Yang kedua, juga harus mempertimbangkan kualitas. Pertimbangan kualitas itu adalah yang sejak awal memperjuangkan membantu Presiden kemenangan di Pilpres. Pertama PDIP, menurut saya yang kedua Nasdem, ketiga PKB, keempat Hanura, PKPI, baru partai-partai pendatang barunya misal PAN dan sebagainya,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby