Kapolda NTT Brigjen Pol Endang Sunjaya (ketiga kiri) bersama Danrem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Heri Wiranto (kiri), dan Komandan Lantamal VII Kupang Brigjen TNI (Mar) Siswoyo H Santoso (kedua kiri) memeriksa pasukan saat upacara persiapan pengamanan kedatangan presiden di Kupang, NTT, Sabtu (26/12). Sebanyak 2.800 pasukan gabungan dari TNI dan Polri dipersiapkan untuk pengamanan kedatangan presiden ke NTT dalam rangka menghadiri Natal Bersama Nasional 2015. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/kye/15.

Jakarta, Aktual.com — Kapolri Jenderal Badrodin Haiti resmi melantik Brigjen Widiyo Sunaryo sebagai Kapolda NTT menggantikan Brigjen Endang Sunjaya. Pemutasian Endang, disebut-sebut buntut dari perselisihan antara Kasubdit Narkoba Polda NTT AKBP Albert Neno dengan Politikus PDIP, Herman Herry.

Saat dikonfirmasi hal itu, Kapolri membantah kabar itu. Menurut dia, pergantian jabatan Kapolda NTT sudah direncanakan sebelum adanya perseteruan tersebut. “Tidak ada, karena proses ini sudah dua bulan lalu bukan baru sekarang kita proses,” kata Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/1).

Selain itu Badrodin beralasan pergantian Endang sudah jauh-jauh hari diwacanakan. Hanya saja, pihaknya menunggu proses Pilkada sampai rampung.

“Hanya kita menunggu supaya Pilkada ini sebagian bisa selesai, prosesnya sudah lama bukan sekarang,” ujar dia.

AKBP Albert mengaku ditelepon seseorang yang mengaku anggota DPR dari PDIP Herman Hery. AKBP Albert dimaki dan diancam karena melakukan razia miras. Albert kemudian melaporkan peristiwa itu ke Polda NTT.

Sementara itu, Herman saat dikonfirmasi membantah kalau yang di ujung telepon adalah dirinya. Dia menyebut stafnya bernama Ronny yang memakai HP-nya dan menelepon Albert.

Herman mengaku mendapat aduan dari masyarakat soal razia miras tersebut lalu menggunakan kewenangannya sebagai anggota Komisi III DPR memanggil Albert.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu