Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan usai membuka perdagangan saham perdana tahun 2016 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1). Presiden meminta pelaku usaha optimis menghadapi perekonomian 2016. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz/16

Jakarta, Aktual.com — Presiden Joko Widodo menegaskan dirinya tidak bisa diintervensi siapapun dalam menjalankan pemerintahannya. Jokowi pun lantas menunjukkan dirinya adalah seseorang yang pemberani dalam segala hal disaat orang meragukannya, salah satunya mengeksekusi mati para terpidana narkoba. Pernyataan tersebut dilontarkan Jokowi dalam Rakernas PDIP pada Minggu (10/1).

Menurut Koordinator KontraS, Haris Azhar, menyayangkan sikap Presiden Joko Widodo tersebut. Menurut dia, sikap itu menggambarkan sarkastik.

“Sarkas! Menyebutkan disi sebagai pemberani kok untuk ambil nyawa orang,” kata di Jakarta, Senin (11/1).

Sebaliknya, ia menantang Jokowi untuk membuktikan keberaniannya dengan mengusut kasus-kasus yang melibatkan pendukungnya selama Pilpres 2015.

“Berani tidak Jokowi mendorong agar pengadilan bisa mengadili Hendropriyono karena kasus Talangsari 1987? Berani tidak periksa Megawati untuk kasus BLBI? Usut kasus darurat militer di Aceh berani tidak? Kalau Jokowi terima tantangan ini, barulah pantas menyebut dirinya sebagai Presiden yang tidak bisa diintervensi dan pemberani,” kata dia.

Ia pun menilai, materi yang disampaikan Jokowi dalam Rakernas PDIP 2015 tersebut justru banyak yang tidak nyambung.

“Sudah tidak ada yang bisa dijual, lalu kasus hukum mati yang dijual. Presentasi kemarin itu sangat tidak logis,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby