Jakarta, Aktual.com — Harga minyak dunia jatuh di bawah 32 dolar AS per barel pada Selasa (12/1) pagi WIB, untuk pertama kalinya dalam 12 tahun di tengah tanda-tanda bahwa Iran dapat bebas meningkatkan ekspornya dalam beberapa minggu.
Di perdagangan New York, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari merosot 1,75 dolar AS menjadi berakhir di 31,41 dolar AS per barel, tingkat yang terakhir disaksikan pada 23 Desember 2003.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, turun 1,61 dolar AS menjadi menetap di 31,55 dolar AS per barel, penutupan terendah yang terakhir terlihat pada April 2004.
Harga sudah anjlok sebesar 10 persen pekan lalu karena kekhawatiran tentang Tiongkok, konsumen energi terbesar di dunia, melampaui laporan ketenagakerjaan AS yang kuat.
“Pada saat ini tidak banyak orang mengharapkan untuk melihat ‘rebound’ signifikan dalam minyak, sehingga harga terus bergerak lebih rendah ke tingkat terendah multi-tahun karena sentimen bergerak dari posisi buruk menjadi lebih buruk,” analis Capital Gain, Fawad Razaqzada, mengatakan kepada AFP.
Para analis masih harus mempertimbangkan risiko geopolitik — termasuk konfilik Arab Saudi-Iran — terhadap prospek pasokan baru yang datang ke pasar dari Iran ketika sanksi-sanksinya dicabut.
Kepala urusan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, Senin, mengatakan ia berharap kesepakatan nuklir Iran yang akan dilaksanakan “segera” dengan Teheran di jalur untuk memenuhi janjinya guna menempatkan bom di luar jangkauannya.
“Harapan saya adalah bahwa hari ini bisa datang lebih cepat,” kata Mogherini di Praha.
“Pelaksanaan perjanjian ini berjalan dengan baik, itu menggembirakan,” tambahnya.
Pelaksanaan kesepakatan itu akan menyebabkan pencabutan sanksi ekonomi atas Teheran dan mungkin membawa satu juta barel minyak per hari ke pasar global yang sudah kelebihan pasokan dalam beberapa bulan mendatang.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan