Jakarta, Aktual.com — Sinyal merapatnya sejumlah partai politik yang berasal dari koalisi merah putih (KMP) seperti PAN, PKS, Golkar pimpinan Aburizal Bakrie, hingga PPP pimpinan Ketua Umum Djan Faridz, dipandang sebagai sebuah kelihaian Presiden Jokowi dalam mengatur kancah perpolitikan nasional.
Politikus senior PAN, Tjatur Sapto Edi (TSE) berpandangan bahwa dengan merapatnya sejumlah partai untuk mendukung pemerintahan memiliki sejumlah kelemahan, terutama bila tidak dikelola dengan baik oleh presiden.
“Politik itu, kalau presidensial, kalau terlalu banyak di luar pemerintah tidak stabil. Kalau terlalu banyak di dalam, pemerintah jadi otoritarian. Maka keseimbangan ini lah, seni yang harus dimiliki presiden,” kata Tjatur, di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (13/1).
Sementara itu, perihal adanya perubahan sikap partai politik yang awalnya tidak mendukung pemerintahan (oposisi) dan kini merapat ke dalam pemerintahan, merupakan suatu hal yang biasa saja dalam perpolitikan.
Namun, tidak hanya soal mendapatkan dukungan, dalam pemerintahan Jokowi-JK juga harus bisa melakukan konsolidasi demokrasi sehingga antara pembantu dengan pimpinan berjalan baik.
“Yang perlu kita tekankan adalah pemerintah ini berhasil manakala konsolidasi demokrasi berhasil. Manakala parpolnya sehat, manakala parpolnya resolusi konfliknya jelas. Itu prestasi juga buat pemerintah dalam konsolidasi demokrasi,” tandas anggota Komisi III DPR RI itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang