Jakarta, Aktual.com — Satu keluarga yang terdiri dari ibu dan tiga orang anaknya berhasil selamat, ketika banjir bandang menghantam rumah mereka di Kampung Nagleng, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Jabar, Rabu (13/1)sore, meskipun seorang di antaranya sempat terbawa air bah sejauh 30 meter.
Banjir bandang setinggi leher orang dewasa yang datang tiba-tiba itu, membuat dua rumah warga yang berdiri di pinggir parit kecil milik Dedi Suhendi dan Nia Kurniasih, rusak berat, meskipun tidak ada korban jiwa, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Peristiwa banjir bandang tersebut, ungkap warga sekitar untuk kedua kalinya terjadi setelah tahun 1999, dimana hal yang sama sempat terjadi, namun tidak sampai merusak rumah. Banjir bandang terjadi akibat jebolnya saluran irigasi Sudi yang berjarak 1 kilometer dibagian atas kampung tersebut.
“Ini hanya parit kecil yang ada di samping rumah saya dan Nia yang merupakan anak kandung saya. Air datang tiba-tiba saat saya sedang memberi makan ikan di belakang rumah. Saya melihat air hitam keluar dari dalam parit dan terdengar suara dentuman,” kata Dedi.
Dalam hitungan detik, tembok bagian depan rumahnya jebol dan menghantam ruang keluarga serta memecahkan kaca disetiap ruangan, bahkan air bah setinggi leher menghantam rumah anaknya yang terpisah jarak beberapa meter.
Di dalam rumah tersebut, ungkap dia, terdapat anaknya Nia Kurniasi dan dua orang anaknya Rafa (1,5), Raza (8) dan anak tetangga Farid (8). Mendapati air bah setinggi itu, Dedi berusaha berenang ke rumah anaknya untuk menolong dua cucunya dan anak tetangga yang tengah bermain di samping rumah.
“Air yang datang tiba-tiba, sempat menyeret Farid sejauh beberapa puluh meter karena tidak sempat berlari ke dalam rumah. Saya berusaha meraih tubuhnya namun air bah sempat menyeret tubuhnya hingga ke bagian bawah perkampungan dan berhasil diselamatkan warga,” katanya.
Keempat orang tersebut, dibawa ke rumah tetangga yang dinilai aman dari jangkauan air selanjutnya mendapat pertolongan. Akibat banjir bandang tersebut, tutur dia, tidak ada barang dan surat berharga yang bisa diselamatkan, semuanya hilang terbawa air.
“Kalau di rumah anak saya tidak ada yang bisa diselamatkan, termasuk di rumah kami, hanya baju dan kain sarung ini yang tersisa, semua harta benda kami hilang terbawa air bah,” katanya.
Sementara itu, ungkap seorang warga Asep, sempat melihat rusaknya saluran irigasi dan bendungan Sudi yang terletak 1 kilometer dari lokasi, beberapa hari yang lalu saat memancing bersama beberapa orang warga. Bahkan pihaknya telah memberitahukan hal tersebut pada Ketua RT dan aparat desa setempat.
“Tiga hari yang lalu saya memancing di saluran irigasi dan melihat beberapa retakan di tanggul penahan air tersebut. Kami takut tanggul akan jebol dan menghantam kampung Nagleng yang terletak dibawanya, seperti beberapa tahun lalu dan kejadian menjelang malam ini,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Nebby