Jambi, Aktual.com – Ruas jalan di Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi tertimbun longsor sejak Minggu (10/1), dan mengakibatkan tujuh desa di daerah itu terisolasi, kata seorang warga Batang Asai, Arios.

“Sekolah terganggu karena akses ke kawasan itu tertimbun longsor. Kami berharap pemerintah untuk membantu membersihkan longsoran itu dengan pengerahan alat berat,” katanya di Jambi, Kamis (14/1).

Arios yang juga guru SDN 154 Desa Batu Empang Batang Asai, juga menjelaskan masalah tersebut sudah disampaikan kepada anggota DPRD Provinsi Jambi.

Tujuh desa di Kecamatan Batang Asai yang sekarang terisolir lantaran longsoran itu yakni Muara Talang, Batin Pengambang, Tambak Rati, Sungai Geradak, Batu Empang, Simpang Narso dan Bukit Berantai, dengan jumlah penduduknya mencapai 1.000 kepala keluarga (KK).

Selain itu, longsoran itu juga menganggu akses masyarakat di lima desa di Kecamatan Pauh itu yakni Lubuk Natal, Lambang Sigantal, Sepintun, Taman Bandung dan Suko Besar dengan jumlah penduduk 1.500 KK.

“Jadi 12 desa itu sekarang sulit dijangkau, beli garam saja susah. Sekolah terganggu karena akses ke sana terputus. Kami ingin minta pemerintah untuk membantu membereskan tanah longsoran itu dengan alat berat,” katanya menegaskan kembali.

Arios menjelaskan, sejauh ini belum ada aparat pemerintahan meninjau yang sekaligus memberikan bantuan alat berat untuk menyingkirkan material longsoran yang menimbun badan jalan tersebut.

Untuk itu, ia berharap anggota DPRD agar mendorong pihak terkait membantu menormalkan kembali transportasi darat sehingga masyarakat tidak terlalu lama terisolir akibat bencana tanah longsor.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jambi, Hilallatil Badri mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi langsung dengan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi, dan mereka berjanji segera mengerahkan dua alat berat untuk membersihkan longsoran itu.

“Jalan tersebut adalah jalan milik Provinsi yang panjangnya 18 kilometer. Kita sudah minta dinas PU membersihkannya. Akibat longsor itu masyarakat yang keluar masuk jadi susah, kendaraan roda empat dan dua tidak dapat melalui jalan tersebut,” kata Hilal.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara