Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian meragukan jika peristiwa di Sarinah merupakan bagian dari pengalihan divestasi Freeport.
“Kalau peledakan bom ada yang mengatakan untuk pengalihan deadline divestasi Freeport saya tidak percaya. Karena masalah deadline Freeport akan ditanyakan pada rapat kerja dengan Menteri ESDM, dan sudah terjadwal. Dan juga karena selama ini reses, belum ada momen yang tepat untuk melakukan rapat kerja dengan Menteri ESDM terkait Freeport,” ujar Ramson saat dihubungi di Jakarta, Kamis (14/1).
“Dan juga kalau Pemerintahan Jokowi belum dengan tegas menanggapi divestasi, itu suatu kelemahan Pemerintah,” sambungnya.
Ramson mengakui daya kritis DPR menurun seiring upaya Pemerintahan Jokowi yang mengintervensi dengan menarik partai-partai untuk bergabung mendukung pemerintah. Namun logikanya tidak perlu melakukan (aksi) bom di sekitar Sarinah untuk pengalihan isu divestasi.
“Terlalu tinggi cost-nya tapi tidak diperlukan,” katanya.
Politikus Partai Gerindra ini meyakini, kasus bom di sekitar Sarinah tidak ada kaitannya dengan jadwal divestasi Freeport.
“Dan kalau benar berita ada imbauan tadi pagi oleh staf Kedubes US (united states), itu memang biasa terjadi, karena kemampuan intelijen US (CIA) memperoleh informasi lebih awal. Tidak perlu heran kalau Double Agent US (CIA) sering ada di organisasi radikal, dan badan intelejen negara lain potensial harus dipantau US,”
“Itu sudah sejak tahun 1950-an, sejak selesai perang Dunia ke-2 kira kira aktifitas menmpatkan Double Agent salah satu doktrin intelijen US (CIA),” pungkas Ramson.
Artikel ini ditulis oleh: