Jakarta, Aktual.co — Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini dibuka diteritori negatif. Pada perdagangan preopening, IHSG turun 14,219 poin (0,28%) ke level 5.086,353. Sedangkan Indeks LQ45 turun tipis 3,623 poin (0,41%) ke level 877,604.
Membuka perdagangan awal pekan, Senin (8/6), IHSG terkoreksi 16,666 poin (0,33%) ke level 5.083,906. Indeks LQ45 terkoreksi 4,001 poin (0,45%) ke level 877,078. Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG berkurang 18,471 poin (0,36%) ke level 5.082,101. Sementara Indeks LQ45 mundur 4,128 poin (0,47%) ke level 877,099.
Pada perdagangan hari ini, Analis Research First Asia Capital, David Sutyanto memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif.
“IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak bervariasi dengan support di 5080 dan resisten di 5130,” kata David dalam risetnya.
Ia menambahkan, di tengah minimnya insentif positif di pasar, IHSG akhir pekan lalu berhasil tutup tipis di teritori positif, naik tipis 4,75 poin di 5100,572. “Namun selama sepekan IHSG koreksi 2,22%,” ujar dia.
Menurutnya, sepekan kemarin penjualan bersih asing mencapai Rp1,3 triliun meningkat dari pekan sebelumnya yang sebesar Rp443 miliar. Yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun akhir pekan lalu mencapai 8,51% naik 34 bp bila dibandingkan dengan posisi akhir Mei lalu. Ini merupakan yield tertinggi dalam delapan bulan terakhir.
Ia melanjutkan, faktor yang memicu anjloknya IHSG dan naiknya yield obligasi merupakan kombinasi faktor domestik dan eksternal. Dari domestik, sejumlah indikator makro ekonomi cenderung memburuk. Nilai tukar rupiah atas dolar AS terus melemah hingga Rp13288 (kurs Jisdor), posisi terburuk rupiah sejak Agustus 1998. Ekspektasi inflasi ke depan cenderung meningkat setelah Mei lalu mencapai 7,15% (yoy) di atas estimasi 7,01%.
“Bank Indonesia (BI) pekan lalu menurunkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 menjadi hanya 5,1% dari proyeksi sebelumnya 5,4%. Ekspektasi kenaikan inflasi turut memunculkan spekulasi BI akan kembali menaikkan tingkat bunganya dari level saat ini di 7,5%,” terang dia.
Sedangkan dari eksternal, sambungnya, pasar juga masih dikhawatirkan dengan krisis utang Yunani dan kenaikan bunga The Fed pada paruh kedua tahun ini setelah data tenaga kerja yang keluar akhir pekan lalu positif di atas perkiraan yang mengindikasikan perekonomian negara tersebut tumbuh moderat.
Artikel ini ditulis oleh: