Jakarta, Aktual.com — Nilai saham Freeport McMoran Inc, induk dari PT Freeport Indonesia tercatat di Bursa Saham New York terus merosot. Sampai penutupan Kamis (14/1) waktu setempat nilai sahamnya adalah USD4,2 per lembar. Maka sangat tidak masuk akal jika Freeport Indonesia memberikan penawaran 10,64% sahamnya kepada Pemerintah Indonesia senilai USD1,7 Miliar.
Apalagi izin ekspor konsentrat Freeport sesuai MoU dengan pemerintah akan berakhir pada 24 Januari 2016. Ini semakin memperkuat posisi tawar Indonesia meminta kepada Freeport menjualnya sahamnya lebih murah.
Demikian disampaikan Direktur Lingkar Studi Strategis (Lingstra), Iqbal Nusantara saat berbincang dengan aktual.com di Jakarta, Jumat (15/1).
“Jika MoU tidak diperpanjang oleh pemerintah, maka Freeport tidak bisa lagi mengekspor konsentrat. Jika ini terjadi maka berpengaruh terhadap nilai saham Freeport McMoRan, karena sepertiga pendapatan mereka berasal dari tambang emas Papua,” jelas Iqbal.
Oleh karenanya Iqbal meminta pihak Freeport, janganlah melakukan “tipu-tipu” harga. Apalagi selama ini laporan keuangan Freeport tidak pernah terbuka kepada pemerintah.
“Perlu dicurigai, jangan-jangan Freeport punya utang yang sangat besar. Sehingga mereka tidak mau terbuka,” ucapnya.
Terakhir Iqbal meminta Pemerintah jangan sampai lemah dengan lobi-lobi Freeport. Sudah hampir 50 tahun Freeport mengeruk kekayaan tambang di Indonesia, sementara keuntungan yang mereka berikan kepada Indonesia sangat kecil sekali.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan