Jakarta, Aktual.com – Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten Tbk (Bank BJB), Ahmad Irfan memastikan terus berkomitmen untuk membiayai seluruh proyek infrastruktur di wilayah Jawa Barat dan Banten. Termasuk jika proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung jadi dilaksanakan, pihaknya siap membiayai proyek itu.
“Jadi proyek infrastruktur yang ada di Jawa Barat dan Banten tidak boleh kami lepas (untuk dibiayai),” ujar dia di Jakarta, Jumat (15/1) malam.
Menurutnya, untuk proyek-proyek yang ada di daerah itu, jika tidak dilakukan sindikasi pembiayaan, BJB pasti akan paling depan yang mengucurkan kredit. “Tapi kalau proyek infrastruktur itu di luar Jabar-Banten dan cukup besar mungkin kami menjadi anggota sindikasi itu. Sindikasi itu kan bagian dari membagi risiko saja,” katanya.
Menurut dia, sasaran BJB ke depan adalah ingin membangun Indonesia melalui proyek infrastruktur. Karena jika proyek infrastruktur merata akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. “Kita tahun kan, kalau bangun jalan tol itu memberdayakan perekonomian di masyatakat sekitar,” ujar dia.
Hingga akhir 2015, BJB telah membiayai proyek Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Jalan Tol Sentul Selatan-Kedunghalang-Kedungbadak-Simpang Yasmin, Jalan Tol Kanci-Pejagan serta Jalan Tol Gempol-Pandaan-Karangjati. Serta 14 proyek pembangkit listrik serta proyek Infrastruktur lainnya. Salah satunya PLTU Keban Agung di Sumatera Selatan.
Tahun ini, pihaknya tengah menggarap Jalan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja), Jalan Tol Bogor-Ciawi, dan Jalan Tol Trans Sumatera, serta proyek Bansara Internasional Jawa Barat (BIJB). Namun untuk proyek-proyek tersebut, pihak belum memastikan berapa nilai pembiayaanya. “Masih terus dikaji. Yang pasti triliunan,” kata dia.
Tingginya pengucuran kredit di infrastruktur, BJB tidak takut akan terkena kredit macet. Pada akhir 2016 saja angka rasio kredit macet (NPL) hanya 2,91 persen (gross). “Kalau pertumbuhan kredit mulai membaik saya rasa NPL terus turun. 2016 ini kami targetkan NPL di bawah 2,5 persen,sekitar 2,3 persen,” ujar dia.
Laporan: Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu