Parigi Moutong, Aktual.com – Puluhan hektare lahan persawahan di Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah terancam tidak diolah.
Hal tersebut karena musim kemarau panjang beberapa bulan terakhir yang menyebabkan berkurangnya debit air irigasi warga. Desa Petapa, Kecamatan Parigi Tengah misalnya, pascapanen yang dilakukan petani beberapa waktu lalu, sebagian besar lahan sudah tidak diolah lagi karena kekurangan air.
Yusran (40) salah seorang pemilik lahan di Parigi, Minggu (17/1), mengatakan sejak musim panen dua bulan lalu di wilayah ini belum turun hujan yang intensitasnya cukup besar, sehingga tidak bisa dimulai masa tanam.
“Belum ada yang berani memulai menggarap sawah karena tidak tersedianya air. Kalaupun dipaksa pasti tanaman akan layu dan membuat petani rugi,” ujarnya.
Menurut dia, selama ini petani setempat hanya mengandalkan air hujan dalam mengelolah sawah. Jika kemarau seperti ini terpaksa petani hanya bisa pasrah sambil menunggu turun hujan dengan intensitas yang cukup untuk mengairi sawah.
“Pernah sebagian petani mencoba mengambil air menggunakan pompa air, tapi hasilnya tetap juga tidak memuaskan,” ujarnya.
Untuk itu, Ia berharap pemerintah memberikan perhatian serius terhadap permasalahan yang dialami petani saat ini.
Selain itu, akibat harus menunggu turun hujan untuk menggarap sawah, seringkali petani harus gagal panen karena menanam dijalur merah sehingga tidak dapat menutupi modal yang dikeluarkan.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara