Direktur Utama PT BNI (Persero) Tbk Achmad Baiquni (kanan) didampingi Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat melihat pergerakan saham BBNI sesaat setelah pembukaan perdagangan di BEI, Jakarta, Rabu (25/11/2015).Selama 19 tahun BNI telah mampu mencatatkan pertumbuhan aset 13 kali lipat, yaitu dari Rp34,88 triliun saat IPO menjadi lebih dari Rp450 triliun per September 2015. AKTUAL/EKO S HILMAN

Jakarta, Aktual.com — Mengawali pekan ini Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Senin (18/1) pagi dibuka turun 0,72% atau 32,65 poin ke level 4.491,32.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini diprediksi berada di zona merah. Hal ini dipicu oleh masih maraknya pelemahan bursa regional dan penurunan harga minya mentah dunia.

Menurut analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, potensi pelemahan IHSG dipengaruhi oleh maraknya aksi net sell asing dan penurunan harga minyak mentah dunia hingga ke level US$29 per barel, serta pelemahan bursa saham regional.

“Sehingga, perdagangan hari ini IHSG berpotensi melemah. Diperkirakan IHSG akan berada pada rentang support 4485-4497 dan resisten di kisaran 4540-4562,” jelas Reza dalam analisis hariannya, Senin (18/1).

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan