Seorang karyawan mengamati pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). IHSG pada Senin sore ditutup menguat tipis sebesar 9,40 poin atau 0,2 persen ke 4.464,58 dengan 100 saham menguat, 175 melemah, dan 76 stagnan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/15.

Jakarta, Aktual.com —  Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/1), ditutup melemah sebesar 42,70 poin masih terpengaruh melemahnya harga minyak mentah dunia.

IHSG BEI ditutup melemah 42,70 poin atau 0,94 persen ke posisi 4.481,27. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 7,99 poin (1,02 persen) menjadi 776,22.

“Sentimen negatif dari melemahnya harga minyak mentah dunia menjadi salah satu yang menahan laju IHSG BEI untuk bergerak di area positif,” kata Analis LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo di Jakarta.

Ia mengemukakan bahwa laporan lembaga dana moneter internasional (IMF) pada 21 Desember 2015 lalu membuat perkiraan harga minyak mentah dunia dapat menyentuh ke level 15 dolar AS per barel.

Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada awal pekan ini (Senin, 18/1) terpantau bergerak turun 0,32 persen menjadi 29,10 dolar AS per barel, sementara minyak mentah jenis Brent Crude melemah 1,21 persen ke level 28,59 dolar AS per barel.

Kendati demikian, menurut Lucky Bayu Purnomo, penantian realisasi paket kebijakan ekonomi yang telah diumumkan pemerintah akan tetap menjadi harapan jangka panjang untuk mendorong kinerja pasar saham domestik.

Sementara itu, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya mengatakan bahwa di tengah pergerakan IHSG yang terkoreksi, beberapa pemodal justru melihat hal tersebut sebagai peluang untuk berinvestasi.

“Pemodal yang jeli justru melakukan ambil posisi beli efek, apalagi perekonomian Indonesia masih prospektif di masa depan yang akhirnya mendukung kinerja emiten,” katanya.

Sementara itu, tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 167.249 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 2,11 miliar lembar saham senilai Rp2,90 triliun. Efek yang bergerak naik sebanyak 82 saham, turun 185 saham, dan yang bergerak stagnan atau tidak bergerak nilainya sebanyak 101 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 283,32 poin (1,45 persen) menjadi 19.237,45, indeks Nikkei melemah 191,54 poin (1,12 persen) ke level 16.955,57, dan Straits Times melemah 37,76 poin (1,44 persen) ke posisi 2.593,00.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan