Jakarta, Aktual.com — Harga Divestasi Saham PT Freeport Indonesia (PTFI) yang ditawarkan kepada pemerintah Indonesia mencapai US$1,7 miar atau setara Rp23 triliun untuk 10,64 persen sahamnya dianggap Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak semenarik dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau PT Pertamina (Persero).

Pasalnya, jika dilihat dari kapitalisasi pasarnya (market capitalization) saham BRI atau Pertamina justru lebih menarik. Dilihat dari labanya saja, kedua BUMN itu lebih besar dari laba Freeport. Maka tak aneh jika ada yang mengatakan saham Freeport kemahalan.

“Banyak perusahaan di Tanah Air yg market cap-nya lebih besar dari Freeport Indonesia. Contohnya BRI dan Mandiri,” tandas Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, Senin (18/1).

Menurut dia, laba BRI justru dua kali lipat dari laba yang dikantongi Freeport. Sementara laba Pertamina lebih wah lagi. PT Pertamina justru mengantongi lebih besar lagi. Dia bisa empat kali lipat dibandingkan laba Freeport.

“Kami lihat datanya. Jadi banyak perusahaan besar di Indonesia yang lebih menarik ketimbang harga Freeport. Apalagi tambang Freeport saat ini tinggal 90 ribu hektare,” tegas dia.

Meski begitu, BEI sendiri tidak dapat mengatakan harga saham tersebut kemahalan atau kemurahan. “Bursa tidak bisa bilang (harga Freepirt) kemahalan atau tidak. Tapi kalau saya pribadi dengar kata-kata pak Rizal Ramli (Menko Maritim), jadi murah loh. Katanya terbesar di dunia waktu itu kan?” jelas Tito.

Namun, Tito sendiri masih ngotot kalau yang pas itu Freeport untuk initial public offering (IPO). “Saya katakan Freeport itu bagus buat listing di Indonesia itu aja,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan