Jakarta, Aktual.com — Pengunduran diri Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dari jabatannya menjadi momentum bagi pemerintah Indonesia untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap keberadaan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean dalam pernyataan tertulisnya yang diterima redaksi Aktual.com, di Jakarta, Selasa (19/1).

“Pengunduran diri Maroef dari kursi Presdir Freeport harus dijadikan oleh pemerintah sebagai momentum untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Freeport. Pemerintah harus melakukan evaluasi terbuka bersama seluruh stake holder,” kata dia.

Dimana, sambung dia, para unsur unsur masyarakat dan para ahli untuk menghasilkan rekomendasi keputusan dalam rangka mengambil kebijakan bagi Presiden Jokowi atas nasib Freeport.

“Setidaknya ada beberapa pertanyaan yang perlu harus dibahas bersama, pertama terkait divestasi saham, apakah harus kita ambil atau tolak? Nilai divestasi yang ditawarkan apakah terlalu tinggi atau tidak? Urgensinya apa saat ini mengambil divestasi saham ditengah merosotnya harga saham Freeport?,” ujar dia.

“Yang kedua terkait kelanjutan operasi Freeport, apakah kita mampu secara teknologi dan financial untuk meneruskan tambang Freeport? Jika tidak mampu, apa solusinya? Yang ketiga, berapa cadangan komoditi yang masih tersisa pada tambang tersebut? Pertanyaan-pertanyaan ini tentu akan menghasilkan kesimpulan bagaimana pemerintah harus bersikap,” tambahnya.

Tidak hanya itu, satu hal yang juga perlu dicermati oleh pemerintah adalah manuver yang dilakukan oleh pihak AS dan Freeport di Papua dan dikancah internasional.

“Kita perlu waspada jangan sampai isu kontrak Freeport bergeser kepada isu politik internasional dan lokal,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang