Jakarta, Aktual.com — Meskipun Utang Luar Negeri (ULN) meningkat menjadi 3,2%, namun Bank Indonesia (BI) memandang Perkembangan tersebut masih cukup sehat.
ULN berjangka panjang tumbuh 6,1% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Oktober 2015 yang sebesar 5,5% (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek masih mengalami penurunan (-12,5% yoy). Dengan pertumbuhan tersebut, posisi ULN Indonesia pada akhir November 2015 tercatat sebesar USD304,6 miliar.
Sebagaimana yang dikutip dari laman BI, bahwa “BI memandang ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian.”
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.
ULN berjangka panjang pada November 2015 mencapai USD263,9 miliar, terdiri dari ULN sektor publik sebesar USD134,8 miliar (51,1% dari total ULN jangka panjang) dan ULN sektor swasta sebesar USD129,1 miliar (48,9% dari total ULN jangka panjang).
Sementara itu, ULN berjangka pendek sebesar USD 40,7 miliar (13,4% dari total ULN), terdiri dari ULN sektor swasta sebesar USD37,7 miliar (92,7% dari total ULN jangka pendek) dan ULN sektor publik sebesar USD3,0 miliar (7,3% dari total ULN jangka pendek).
ULN sektor swasta tumbuh 3,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2,5% (yoy), terutama dipengaruhi oleh ULN nonbank.
Sementara itu, ULN sektor publik tumbuh 2,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 2,6% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN sektor publik dan swasta, masing-masing tercatat sebesar USD137,7 miliar (45,2% dari total ULN) dan USD166,8 miliar (54,8% dari total ULN).
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan