Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti (tengah) di dampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Tito Karnavian (kiri) bersama Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kanan) menyambangi RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa (19/1/2016). Dalam kedatangan Kpolri, Kapolda Metro dan Menteri Sosial ke RSPAD dan mengunjungi sejumlah rumah sakit untuk menjenguk para korban ledakan bom Sarinah dan bom di Kafe Starbucks, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Jakarta, Aktual.com — Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Badrodin Haiti berpesan, peristiwa teror yang terjadi di Thamrin, Jakarta Pusat, harus dijadikan momentum perbaikan di tubuh Polri.

“Diperintahkan kepada seluruh jajaran agar meningkatkan pelatihan dalam mendatangi TKP dan meningkatkan kecepatan pelayanan. Jadikan peristiwa bom Thamrin, sebagai momentum untuk memperbaiki diri,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/1).

Tak hanya itu, Kapolri juga berpesan agar penanganan kasus terorisme tidak hanya tanggung jawab Densus 88 Antiteror Mabes Polri, tetapi juga tanggung jawab seluruh jajaran Polri.

“Perintah Kapolri, dalam penanganan teroris, pos polisi, polsek, polres, hingga polda ikut langsung bertanggung jawab. Tidak hanya dibebankan pada Densus 88,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga meminta peran aktif masyarakat untuk memantau lingkungannya masing-masing.

“Mohon kepedulian masyarakat untuk ikut mengawasi lingkungannya. Tolong didata kalau ada orang baru yang tinggal di lingkungan mereka,” ujarnya.

Pada hari Kamis (14/1), terjadi peristiwa ledakan sebanyak enam kali dan baku tembak antara teroris dan polisi di Pos Polisi Sarinah dan Gerai Kopi Starbucks, Jalan Thamrin, Jakarta.

Hingga saat ini, total korban adalah 34 orang, termasuk delapan orang meninggal dunia. Dari delapan orang tewas tersebut, empat di antaranya merupakan pelaku. Mereka adalah Dian Joni Kurniadi, Afif alias Sunakim, M. Ali, dan Ahmad Muhazin.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu