Seorang anggota Sat Brimob Polda Kalbar mendampingi beberapa warga eks-Gafatar saat hendak dievakuasi dari permukiman mereka yang dibakar massa di kawasan Monton Panjang, Dusun Pangsuma, Desa Antibar, Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalbar, Selasa (19/1). Permukiman di lahan seluas 43 hektar tersebut dibakar sejumlah oknum masyarakat sebelum 796 warga eks-Gafatar berhasil dievakuasi pemda setempat. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/kye/16

Jakarta, Aktual.com — Kapolda Nusa Tenggara Barat Brigjen Pol Umar Septono menduga, warga yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarganya, kini berada di Kalimantan Barat (Kalbar).

“Kemungkinan besar, warga NTB yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarganya, berada disana (Kalbar),” kata Umar Septono di Mataram, Selasa (19/1).

Dugaan itu dikatakan setelah terdengar kabar bahwa adanya aksi pengusiran yang dilakukan oleh ratusan warga Kabupaten Mempawah, Kalbar, pada Sabtu (16/1) lalu, terhadap 700 lebih anggota Gafatar yang bermukim di sebuah kampung pekerja perkebunan di Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur.

Dalam aksi pengusiran itu, masyarakat setempat meminta dengan tegas kepada ratusan anggota organisasi terlarang yang merupakan para pendatang dari luar daerah tersebut untuk “angkat kaki” dan tidak lagi bermukim di sekitar wilayahnya.

Terkait hal tersebut, Polda NTB telah memastikan bahwa pihak kepolisian di Kalbar telah menemukan dan mengamankan wilayah yang menjadi tempat persembunyian para anggota Gafatar itu. Kabar tersebut diperoleh langsung dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia.

Untuk itu, Kapolda NTB akan memastikan terlebih dahulu jumlah warganya yang dilaporkan hilang, dan mengecek identitas para anggota Gafatar yang bermukim di Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur.

“Kami pastikan dulu jumlah orang yang dilaporkan hilang, nantinya kita akan telusuri satu persatu. Jika sudah ada titik terang, akan kita kembangkan,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu