Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti memberikan keterangan pers tentang perkembangan kasus teroris Sarinah di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (16/1). Polri menyatakan telah menangkap 12 orang yang terkait dengan serangan tersebut, termasuk penerima dana dari kelompok ISIS. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nz/16.

Jakarta, Aktual.com — Kapolri Jenderal Badrodin Haiti telah memerintahkan seluruh jajarannya agar lebih waspada terhadap gerakan-gerakan kelompok radikal di Indonesia. Termasuk kelompok radikal Gafatar yang saat ini santer diberitakan media.

“Kapolri juga perintahkan monitoring khusus yang terindikasi terlibat jaringan ISIS di tiap wilayah, monitoring khusus termasuk jaringan gafatar perlu dimonitoring khusus,” ‎kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (19/1).

Selain itu, pucuk pimpinan Korps Bhayangkara itu pun meminta seluruh personil untuk ikut berperan dalam pemberantasan aksi teror di tanah air. Badrodin, kata Anton, tidak mau kasus terorisme hanya dibebankan ke Densus 88.

“Perintah Kapolri dalam penanganan teroris seluruh jajaran pospol, polsek, polres, polda, ikut terjun. Enggak hanya dibebankan ke Densus,” ujar jenderal bintang dua itu.

Menurut Anton, bentuk ancaman akan adanya bom di Bali disampaikan oleh seseorang yang mengaku satu jaringan dengan teroris bom di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1) lalu. Untuk membuktikan ancaman bom itu, sejumlah personil dari Mabes Polri pun langsung diterjunkan ke lokasi guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

“Ancaman di Buleleng, berupa tulisan atau surat yang disampaikan oleh orang tidak dikenal pakai motor, intinya dia bilang kami dari jaringan yang beraksi di Jalan MH Thamrin sudah sampai di Bali. Untuk penyelidikan mendalam kami turunkan tim ke Bali,” demikian Anton.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu