Jakarta, Aktual.com — Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengakui, hingga saat ini Pertamina belum mampu memenuhi kebutuhan minyak dalam Negeri. Pasalnya, total kebutuhan minyak di Indonesia saat ini mencapai 1,5 juta barel per hari.
“Sementara kemampuan kilang kita saat ini hanya 800.000 barel per hari, sehingga kurang lebih 50 persen kebutuhan dalam negeri masih di impor,” ujar Dwi di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (20/1).
Permasalahan lain yang dihadapi pertamina adalah minimnya daya tampung kilang minyak. Hal itu lah membuat Indonesia masih mengimpor minyak mentah dari Singapura sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Dwi menuturkan, untuk meningkatkan produksi kilang dalam negeri, salah satu langkah yang dilakukan adalah mengambil alih Trans Pacific Petrochemical Indotama’s (TPPI) Tuban.
“Tapi kemampuannya hanya bisa menambah kapasitas produksi minyak hingga 80.000,” kata dia.
Selain itu, langkah yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kapasitas kilang dan petrokimia dan membangun infrastruktur pengolahan gas yang diharapkan mampu membuat harga gas tidak semahal saat ini.
Pertamina kedepan, lanjut Dwi ingin mewujudkan kemandirian energi menuju bangsa yang berdikari dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional dengan cara efisiensi dan investasi.
“Prinsip efisiensi, kita buat proses bisnis sependek mungkin, selain itu kita juga menegakkan kembali posisi Pertamina agar bisa dipercaya,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu