Dua orang terlihat di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (31/7/2015). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari terakhir pekan ini ditutup berhasil tembus 4.800 didukung ramainya transaksi. IHSG melesat 90,04 poin atau 1,91% ke level 4.802,53. AKTUAL/TINO OKTAVIANO 

Jakarta, Aktual.com — Setelah kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah, hari ini kemungkinan potensinya akan menguat. Soalnya akan ditandai dengan maraknya aksi net buy beberapa saham big cap atau lapis dua.

Untuk itu, para pelaku pasar diminta bijak dalam menyikapi kondisi ini. Apalagi tekanan minyak dunia dan volatilitas regional relatif dapat ditahan.

“Kami melihat tekanan volatilitas regional dan minyak masih dapat tertahan oleh aksi pembelian atau bargain hunting di saham big cap dan lapis kedua,” tutur analis HD Capital Tbk, Yuganur Wijanarko di Jakarta, Jumat (22/1).

Dengan adanya aksi beli tersebut, pihaknya sangat optimis perbaikan kinerja ekonomi dan emiten ke depan akan mendorong laju IHSG dalam perdagangan hari ini.

Untuk itu, ia menegaskan, adanya potensi pembalikan arah pengauatan dari Indeks ini perlu disikapi para pelaku pasar dengan mengakumulasi empat saham berikut ini:

1. BMRI dengan target trading di level Rp9,750.

Secara teknikal, pola perbaikan tren jangka pendek dan menengah pada emiten perbankan BUMN ini membuatnya menarik untuk diakumulasi melihat kinerja ekspektasi earnings ke depan dengan skenario kenaikan menuju resisten psikologis di level Rp9.750.

2. BSDE dengan target trading di level Rp1.850.

HD Capital optimis emiten properti residensial dan komersial ini akan mulai melakukan proses perbaikan tren jangka pendek dan menengah ke arah yang lebih positif untuk menguji resisten psikologis di level Rp1.850.

3. TLKM dengan target trading di level Rp3.300.

Secara teknikal, tren perbaikan jangka pendek dan menengah pada emiten telekomunikasi BUMN ini dapat digunakan sebagai peluang akumulasi untuk kontinuasi kenaikan berikutnya ke level Rp3.300.

4. PPRO dengan target trading di level Rp194.

Pola perbaikan momentum tren jangka pendek dan menengah pada emiten konstruksi BUMN ini dapat digunakan sebagai peluang trading mengikuti kontinuasi kenaikan berikutnya di atas resisten psikologis Rp194.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan