New York, Aktual.com – Dewan Keamanan DK PBB pada Jumat (22/1) WIB, mengutuk serangan teror di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, terhadap satu minibus yang membawa pekerja satu organisasi media setempat, dan Taliban telah mengaku bertanggung jawab.

Satu bom mobil bunuh diri yang ditujukan kepada bus itu menewaskan tak kurang dari delapan orang dan melukai 27 orang lagi di dekat Kedutaan Besar Rusia di Kabul Barat.

Bus tersebut sedang membawa pekerja saluran televisi Tolo, jaringan televisi terkenal di Afghanistan.

“Anggota Dewan Keamanan dengan keras mengutuk fakta bahwa kejahatan keji ini, yang ditujukan terhadap warga sipil, juga ditujukan kepada hak asasi semua orang Afghanistan bagi kebebasan berekspresi,” kata siaran pers yang dikeluarkan oleh Dewan 15-anggota tersebut, seperti dilaporkan Xinhua.

Dewan Keamanan menyampaikan keprihatinan serius sehubungan dengan serangan yang ditimbulkan oleh Taliban, Al-Qaida, cabang IS terhadap warga lokal.

“Anggota Dewan Keamanan kembali menyatakan bahwa tak ada aksi kekerasan atau teror yang dapat mengubah jalan menuju perdamaian pimpinan orang Afghanistan, demokrasi dan kestabilan di Afghanistan,” kata pernyataan itu.

Ledakan tersebut terjadi beberapa bulan setelah anggota Taliban mengumumkan bebreapa saluran televisi swasta sebagai “sasaran militer mereka” karena saluran televisi itu menyiarkan apa yang katakan sebagai laporan yang tidak akurat.

Sementara itu proses perdamaian Afghanistan diluncurkan di Kabul, Afghanistan, dan Islamabad, Pakistan.

Wakil Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Kamis (21/1), menyampaikan rasa puas mereka atas peluncuran mekanisme empat-negara belum lama ini guna mendorong proses perdamaian di Afghanistan.

Mekanisme empat-pihak tersebut mengenai Afghanistan –Afghanistan, Tiongkok, Pakistan dan Amerika Serikat– kini sedang membahas peta jalan guna memulai kembali perundingan perdamaian antara Pemerintah Afghanistan dan kelompok gerilyawan Taliban.

Pejabat senior empat negara itu dijadwalkan mengadakan babak baru pembicaraan di Islamabad, Pakistan, pada 6 Februari, setelah dua babak pembicaraan diselenggarakan pada awal Januari di Islamabad, Pakistan, dan Kabul, Afghanistan.

Proses empat-pihak tersebut dipandang penting mengingat keikut-sertaan resmi Amerika Serikat dan Tiongkok –negara penting yang dapat memainkan peran utama dalam memajukan proses perdamaian.

Namun Taliban belum secara resmi memperlihatkan reaksi mengenai proses tersebut, sementara media daring dan jejaring tak resmi mereka menentang proses itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara