Bandung, Aktual.com – Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jawa Barat, Achyani Raksanegara mengatakan, belum menemukan jajanan mirip kondom yang sempat ramai beredar di Bekasi. Hal itu dikuatkan dengan komunikasi pihaknya kepada Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM) yang menyebutkan fenomena tersebut belum ditemukan di Bandung.
Pihaknya juga terus melakukan penelusuran bersama BPOM untuk lebih memastikan jika jajanan seperti alat kontrasepsi itu benar-benar tidak ada di Bandung. Sebab, sejauh ini data yang diperolehnya, jika pabrik yang membuat jajanan tersebut ada di daerah Tangerang.
“Kami sudah koordinasi dengan balai BPOM dan yang lainnya, katanya temuannya di Bekasi dan infonya pabriknya di Tanggerang. Sekarang kita juga akan melakukan peneulusuran lebih lanjut. Biasanya yang begitu (jajanan) ditawarkan langsung, tidak mungkin masal ke toko-toko,” kata Achyani di Bandung, Minggu (24/01).
Achyani mengaku belum mengathui secara pasti apa motif dari perodusen makanan tersebut, apakah murni bisnis atau ada target lainnya. Yang pasti menurutnya, hal tersebut tidak sesuai dengan norma, apalagi jika tidak ada izin, jajanan tersebut sudah melanggar aturan. Maka, pihaknya juga akan mengawasi lebih ketat peredaran makanan di Kota Bandung, khususnya untuk jajanan anak-anak.
“Saya pikir mereka bukan berorientasi bisnis saja, tapi menularkan nilai-nilai porno juga. Kalau tidak ada ijinnya, tentu kami beri sanksi dan terus tindak lanjuti. Tapi sejauh ini tidak ditemukan di Bandung,” tegasnya.
Tidak hanya itu, pihaknya dengan BPOM juga siap mengawasi produsen Perizinan Industri Rumah Tangga (PIRT), bahkan akan dipantau secara rutin untuk melakukan pengawasan. Hal itu, diharapkan dapat menekan ulah produsen makanan yang mungkin melakukan pelanggaran dalam memproduksi makanan.
“Kami harap juga masyarakat ikut memantau, bila ada temuan tolong laporkan ke kami (Dinkes dan BPOM). Untuk setiap pengawasan produk pangan, kami selalu mengawasi sarana pabrik, dan distribusinya. Bahkan setelah lakukan pengecekan di pabrik dan tempat distribusi, kami juga lakukan sampling, dan uji di lab,” ucapnya.
Sebelumnya di Bekasi ditemukan ada jajanan anak SD yang menyerupai alat kontrasepsi. Hal itu terkuak saat Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TP2A) pada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bekasi melakukan kunjungan ke salah satu SD di Kecamatan Bekasi Selatan.
Artikel ini ditulis oleh: