Jakarta, Aktual.com – Sikap pemerintah yang dingin dan terkesan melakukan pembiaran dalam praktek penjualan bahan bakar minyak (BBM) dengan harga tinggi kepada masyarakat, di tengah kondisi penurunan harga minyak global, menjadi pertanyaan besar dari Direktur INDEF, Enny Sri Hartanti.

Selain itu, dia juga mengatakan langkah pemerintah tidak sejalan dengan semangat Persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), masyarakat disuruh bersaing dengan kondisi yang tidak menguntungkan.

“Naik atau turunnya harga minyak dunia, kapan untungnya bagi rakyat ketika BBM naik, harga dinaikkan dan menyengsarakan rakyat, namun ketika BBM turun, rakyat masih dibebani dengan harga tetap tinggi,” kata Enny
dalam diskusi Prospek Harga BBM di Hall Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (24/1).

Mengenai persaingan MEA, dia mengemukakan bahwa harga minyak di negara Malaysia dan negara-negara lainnya yang menjadi pesaing bagi Indonesia, telah menjual BBM di bawah harga Indonesia, sehingga para pesaing Indonesia dapat menekan biaya produksi yang mengakibatkan harga produk bisa lebih murah dan akan menguasai pasar, sementara Produk Indonesia akan lebih mahal karena tingginya biaya produksi.

“Kalau harga minyak kita tetap tinggi, bagaimana kita mampu untuk bersaing di MEA,” tukasnya.

Selain itu, berdasarkan pemantauannya dalam situasi global, dia memperkirakan kemungkinan produksi minyak dalam 3 tahun kedepan akan tetap ‘banjir’.

“Kondisi produksi minyak tetap banjir, jadi tolong turunkan harga minyak untu kita bersaing di MEA, pemerintah harus mereformasi dalam pengelolaan migas,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta