Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung (Foto: Istimewa)

Jakarta, Aktual.com — Analis Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Dani Setiawan, mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta – Bandung yang ditaksir menelan investasi hingga USD5,5 miliar selayaknya dikaji kembali.

Sebab proyek yang dikerjakan konsorsium antara China Railway International Co. Ltd dengan gabungan empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) hingga kini belum ada kejelasan manfaatnya.

“Sejak awal proyek kereta cepat Jakarta – Bandung ini tidak visibel secara ekonomi, karena bisa dipastikan proyek ini proyek rugi,” kata Dani, saat dihubungi, Senin (25/1).

Dengan besaran investasi yang bila dirupiahkan sekitar Rp 70 triliun, menurutnya proyek kereta cepat Jakarta – Bandung adalah proyek rugi. AEPI menyebut ada proyek lain yang melingkupi proyek tersebut.

“Ada sektor lain yang diincar, banyak yang menilai ini proyek properti. Ada jalur-jalur yang dilewati kereta cepat dengan lima pemberhentian,” jelasnya.

Awalnya, kata dia, jalur pemberhentian kereta cepat diusulkan ada 8 titik dan mengerucut menjadi lima titik pemberhentian. Titik-titik pemberhentian inilah yang disebut-sebut akan dijadikan keuntungan sebenarnya.

“Kita bisa lihat proyek ini memicu wilayah baru yang berkembang, dijadikan properti. Ini mungkin keuntungan investor dan BUMN yang terlibat dalam proyek kereta cepat,” demikian Dani.

Artikel ini ditulis oleh: