Jakarta, Aktual.com – Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, Mohamad Taufik, mengapresiasi hasil survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) terkait pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta 2017.

Dalihnya, kajian tersebut menyimpulkan, salah satu dari delapan bakal calon (balon) gubernur yang diusungnya, Walikota Bandung Ridwan Kamil, diminta ditetapkan sebagai kandidat.

“Itu artinya konvensi gubernur Gerindra sesuai suara rakyat,” ujarnya di Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (25/1).

Pada kesempatan sama, Sekretaris Panitia Tetap (Pantap) Penjaringan Calon Gubernur Gerindra, Ahmad Sulhy, menambahkan, partainya tak bisa segera menetapkan calon gubernur (cagub). “Karena ada tahapan-tahapan yang belum dilalui,” jelasnya.

DPP Gerindra, lanjut mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu, juga tidak melarang proses penjaringan yang dilakukan pihaknya. “Jadi, kami akan meneruskan sampai tuntas,” ucap Sulhy.

Wakil Ketua DPD Gerindra DKI ini menerangkan, proses penjaringan balon gubernur yang dilakukan partainya masih cukup panjang. Tahapan selanjutnya, mensosialisasikan delapan nama yang diusung.

“Acaranya digelar lusa (Rabu, 27/1), di Sari Pan Pasific. Nanti seluruhnya kita perkenalkan dan jelaskan aturan main. Selanjutnya, mereka akan sosialisasi di lima titik,” bebernya.

“Setelah itu akan dikerucutkan jadi 3-4 nama. Lalu dikirim ke DPP untuk fit and proper test serta ditetapkan sebagai calon gubernur,” tutup Sulhy.

Peneliti CSIS, Arya Fernandes, menyarankan Gerindra segera menetapkan Emil, sapaan Ridwan, sebagai cagub pada Pilkada DKI 2017. Alasannya, dia memperoleh dukungan mayoritas dari responden, 57 persen.

Kemudian, partai besutan Prabowo Subianto ini, memiliki loyalitas yang tinggi dibanding Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“Mesin partai bekerja dan sistem komandonya berjalan,” sambungnya usai mempresentasikan hasil survei tersebut di kantor CSIS, bilangan Tanah Abang, Jakpus, siang tadi.

Selain itu, Arya mengingatkan, Emil, sapaan Ridwan, berada pada level sama dengan Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terkait elektabilitas atau tingkat keterpilihannya.

“Kalau masih ulur waktu, 3-4 bulan lagi diumumkan, potensinya (Emil) kecil. Sedangkan Basuki terus naik,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: