Jakarta, Aktual.com — Target ambisius kebijakan Presiden Joko Widodo dalam pembangunan infrastruktur dinilai oleh para ekonom tanpa perhitungan yang baik. Di tengah kondisi pelemahan ekonomi Indonesia, kebijakan tersebut semakin memperparah defisit neraca berjalan Indonesia.
Kepala Pusat Kajian Ekonomi Politik Universitas Bung Karno, Salamuddin Daeng mengatakan, proyek-proyek infrastruktur skala besar yang dicanangkan oleh Jokowi pasti akan memacu impor secara gila-gilaan sehingga akan menyedot cadangan devisa Indonesia.
“Ini akan memperparah defisit, proyek-proyek itu akan memacu impor dan menyedot cadangan devisa,” ungkap Daeng saat menjadi pembicara di DPP PBB, Selasa (26/1).
Selanjutnya dia menyoroti sikap agresif Jokowi membuat MoU dalam investasi dan utang terhadap China, padahal menurutnya langkah tersebut merupakan langkah yang membahayakan bagi Indonesia.
Dia mengatakan bahwa Indonesia dijadikan pelampung bagi penyelamatan ekonomi China yang tengah mengalami sekarat.
Mengenai kontrak pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang disepakati Jokowi dengan perusahaan BUMN China, Daeng mengatakan track record perusahaan tersebut bermasalah.
Dalam 3 tahun terakhir saham-saham perusahaan tersebut ambruk hingga 150 persen, sementara utang perusahaan kereta asal China yang menjadi mitra pemerintah setara dengan utang pemerintah Brazil, dia mengingatkan bangsa Indonesia harus hati-hati ditelan Naga.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan