Jakarta, Aktual.com — Menteri Perdagangan, Thomas Lembong merasa bingung dengan harga-harga pangan yang terus melonjak. Padahal belum lama ini, pemerintah telah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
(Berita sebelumnya: Harga Sembako di Jakarta Naik Setelah BBM Turun, Kok Bisa?)
Mestinya harga-harga barang dapat diturunkan. Thomas malah menyalahkan rantai pasokan yang disebutnya sebagaj biang kerok kenaikan harga-harga pangan.
“Soal kenaikan harga pangan itu menjadi perhatian kami semua. Tapi kenapa ya harga-harga pangan naik sejak awal tahun ini? Kami sendiri masih mencari penyebabnya,” tandasnya kebingungan, saat acara konfrensi pers di Jakarta, Selasa (26/1).
Dia menuding, kenaikan harga ini salah satunya soal rantai pasokan dan distribusi yang panjang yang hingga kini belum teratasi.
“Itu menjadi perhatian kami. Tapi saya juga akui ini masalah masih nerulang sejak 10 tahun lalu. Tapi di lapangan harga pangan terus melonjak sejak awal 2016 ini,” terang Thomas.
Bahkan keprihatinan terkait harga-harga yang melambung ini, kata dia, dikeluhkan juga oleh Kementerian Koordinator Politik Hukum dan HAM (Polhukam). Mereka khawatir kalau harga-harga barang tidak diselesaikan akan berdampak pada keamanan nasional.
“Tapi saya pastikan, harga pangan menjadi tanggung jawab kami bersama, seluruh tim ekonomi. Kapan akan turun? Secepatnya,” kata dia.
Untuk itu, soal harga pangan yang melambung ini, ia meminta kepada seluruh menteri Kabinet Kerja agar jangan berpolemik di depan publik. “Jika tidak puas dengan kenaikan harga pangan diselesaikan di sidang kabinet. Itu pesan Presiden Joko Widodo jangan berkonflik di ruang publik,” ujarnya.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Srie Agustina ketika ditanya kenapa harga-harga pangan melonjak meskipun harga BBM sudah diturunkan, tidak tahu pasti.
“Kami sedang kendalikan harga ini. Kami sendiri belum tahu kenapa masih tetap tinggi harga barang-barang itu,” kata Srie.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan