Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya saat rapat kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (26/1/2016). Rapat kerja ini membahas evaluasi pelaksanaan APBN tahun 2015, Pemaparan DIPA tahun 2016 dan juga membahas berbagai persoalan yang dibawahi oleh kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (Aktual/Junaidi)

Jakarta, Aktual.com — Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mengatakan bahwa cepatnya keluar izin lingkungan analisis dampak lingkungan (Amdal) terkait proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tidak mendapat penolakan dari masyarakat setempat.

“Jadi tidak ada catatan keberatannya, terutama kalau dihitung dari perspektif masyarakat. Kalau keberatannya dari birokrat tentu kita baca ada apa?, karena ini kebutuhan masyarat,” kata Siti, di Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (26/1).

Dampak lingkungan yang akan ditimbulkan dalam pembangunan kereta yang menelan dana triliunan itu mempunyai multiplayer effect dan itu harus diperhitungkan.

“Sebetulnya yang kita tahu prosesnya itu sejak 12 Desember (2015), jadi tanggal 21, 22, dan 23 pemprakasa sebetulnya sudah sosialisasi di masyarakat, dan masyarakat tidak keberatan. Karena melihatnya dari perspektif masyarakat, dari sisi multi player effect-nya,” ujar menteri asal politikus Nasdem itu.

Ia mencontohkan multiplayer effect seperti yang dirasakan dalam pembangunan jalan tol Jakarta-Merak.

“Kalau kita belajar dari pembagunan tol Jakarta-Merak multiplayer efeknya cepat banget, sehingga pembangunan dikoridor Jakarta-Merak, apakah itu BSD, Karawaci, Kebun Jeruk, berkembang akibat pengaruhnya jalan tol,” paparnya.

“Saya terlepas dari segala macem pertimbangan proyek itu, dari sisi Amdal semua sudah sesuai prosedur, dari 12 Desember, sampai 20 Januari itu 41 hari (proses penangan amdal),” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang