Warga eks-anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) turun dari KRI Teluk Gilimanuk saat tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jateng, Senin (25/1). Berdasarkan data penumpang, dari 359 eks-Gafatar yang diangkut KRI Teluk Gilimanuk, 300 orang di antaranya berasal dari Yogyakarta dan selanjutnya mereka akan dibawa ke Asrama Haji Donohudan Boyolali. ANTARA FOTO/R. Rekotomo/kye/16.

Jakarta, Aktual.com — Unit Layanan Krisis Program Studi (Prodi) Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah membuka posko layanan pendampingan eks anggota Gafatar di Kampus Prodi Psikologi UNS, Mesen. Pembukaan dilakukan sejak hari ini hingga enam bulan ke depan.

Staf Unit Layanan Krisis FK UNS, Nugraha Arif Karyanta mengatakan, posko layanan pendampingan sudah disiapkan tujuh psikolog dengan dibantu 25 relawan mahasiswa. Dimana mahasiswa itu semuanya sudah memiliki keahliaan dibidang pendampingan.

“Mereka disiapkan untuk membantu mengatasi kritis dan membangun kesejahteraan mental para eks anggota Gafatar, selama berada di penampungan Asrama Haji Donohudan, Boyolali,” katanya, Selasa (26/1).

Menurutnya, pembukaan posko pendamping baru bisa dilakukan di kampus UNS Mesen lantaran akses menuju Asrama Haji Donohudan belum bisa dilakukan. Para psikolog dan relawan akan mendampingi kemungkinan terjadi reaksi dan dampak psikologis tahap darurat eks Gafatar.

“Perasaan terancam, trauma bisa saja timbul dari mereka apabila dalam kondisi terancam. Jadi butuh pendampingan bagi mereka ini,” imbuhnya.

Namun demikian, bagi mahasiswa UNS yang terlibat Gafatar juga telah disediakan pendamping khusus. Pendamping ini juga bertujuan untuk mempermudah UNS dalam mengungkap apakah mahasiswa tersebut terlibat sebagai korban atau inisiator.

“Selama enam bulan akan dilakukan evaluasi. Pendampingan dilakukan tiga tahap yaitu, tahap darurat, pemulihan, dan pengembangan,” tambah Ketua Prodi Psikologi FK UNS, Hardjono.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka