Sejumlah kendaraan melewati genangan air yang membanjiri Jalan Kaligawe Semarang, Jateng, Senin (4/1). Air yang menggenang akibat hujan deras yang mengguyur Kota Semarang pada Minggu (3/1) malam hingga Senin (4/1) dini hari menyebabkan lalu lintas di salah satu jalur utama pantura tersebut tersendat. ANTARA FOTO/R. Rekotomo/nz/16.

Jakarta, Aktual.com — DPRD DKI Jakarta mengkritisi tata kelola pemerintahan ibukota dalam mengantisipasi banjir.

Sebab, kata Sekretaris Komisi A DPRD, Syarif, kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI tak maksimal dalam menghadapi banjir nanti, karena masih memiliki banyak hambatan.

“Misal untuk penanggulangan bencana, dia diberi kewenangan bantuan non-pangan. Pangan itu lewat Dinas Sosial,” ujarnya di Gedung DPRD, Kebon Sirih, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (26/1).

Kemudian, BPBD juga tak memiliki alat untuk mendeteksi ketinggian sungai. Kalaupun ada, alat yang dibeli pada 2015 cuma sensor rob sebanyak dua unit.

“Kalau yang digembar-gemborin Ahok itu bukan alat deteksi, itu cuma CCTV di pintu air,” jelasnya.

Selain itu, personel BPBD pun masih minim untuk dikerahkan nantinya.

Artikel ini ditulis oleh: