Sejumlah mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) beraktivitas di penampungan sementara Asrama Transito Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur, Surabaya, Jatim, Sabtu (23/1). Sekitar 373 orang dewasa dan 32 anak-anak eks-Gafatar asal Jawa Timur tersebut didata dan diperiksa kesehatan setelah tiba dari Pontianak, Kalimantan Barat. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/kye/16

Jakarta, Aktual.com — Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mencari lokasi penampunagan baru untuk eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Hal itu dilakukan jika lokasi penampungan saat ini di Gedung Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Jawa Barat di Kota Cimahi, tidak dapat menampung lagi.

Saat ini, Dinas Sosial (Dinsos) Jawa Barat sudah menampung 192 eks anggota Gafatar di Gedung BP3AKB, dan kabarnya jumlah itu akan bertambah. Jumlah 192 yang baru tiba, Selasa (26/01) malam, merupakan kloter pertama yang didatangkan dari Kalimantan Barat dari total 400 orang.

“Informasi dari Kementerian Sosial, warga Jawa Barat kurang lebih totalnya ada 400 orang lebih. Jadi yang sekarang ini baru kloter pertama,” kata Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinsos Jawa Barat, Tatang Subarna, Selasa (26/01) malam.

Tatang menjelaskan, daya tampung Gedung BP3AKB sekitar 250 orang, namun belum diketahui kapan dan berapa jumlah kloter kedua akan tiba. Sebab, jika mengacu daya tampung, yang dapat diterima hanya sekitar 60 orang. Oleh karena itu, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Sosial untuk memastikan hal tersebut, sekaligus ancang-ancang mencari lokasi baru.

Di lokasi, Dinsos juga bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menangani eks Gafatar. Salah satunya dengan Dinas Kesehatan yang nantinya bertugas memberikan pelayanan kesehatan. Dapur umum juga akan didirikan secepatnya untuk menunjang kebutuhan makanan di lokasi.

Menurutnya, kloter pertama ini akan ditampung sekitar 5-7 hari kedepan, mereka belum dapat dikembalikan kedaerah asalnya karena akan mendapatkan penyuluhan terlebih dahulu. Sebelumnya, sebanyak 192 orang ini ditampung di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) Bambu Apus Jakarta Timur. Adapun sisanya, masih bergerak dari Kalimantan menuju Jakarta.

“Yang pasti, Langkah pertama kita menjalnkan pesan Pak Gubernur Jabar (Ahmad Heryawan) untuk menerima semua. Semuanya, termasuk balita. Mereka tidak diperkenankan pulang. Karena ada banyak macam program yang akan dijalankan seperti pembinaan yang mungkin mental, sosial, agama dn wawasan kebangsaannya,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh: