Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kiri) menyimak jawaban yang diberikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Laksamana Muda TNI Willem Rampangilei (kanan) kepada wartawan usai melepas keberangkatan Satgas Penanggulangan Bencana Asap di Sumatera di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (15/9). Sebanyak 1159 prajurit TNI yang berasal dari Kostrad TNI AD, Korps Marinir dan Paskhas TNI AU berangkat menuju provinsi Riau untuk membantu satgas yang telah ada dalam penanggulangan bencana asap di wilayah Sumatera. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/foc/15.

Jakarta, Aktual.com — Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan kondisi keamanan di Poso, Sulawesi Tengah, masih terkendali meski operasi pengejaran kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso masih bergulir.

Meski pernah dijadikan latihan militer Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) oleh TNI pada 2015 lalu, namun Gatot memastikan Poso tidak akan berstatus darurat militer.

“(Poso) tidak mungkin darurat militer,” tegas Gatot di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Jumat (29/1).

Gatot menegaskan, latihan semacam itu saat ini sudah tidak perlu dilakukan di Poso. Sebab saat ini pihaknya bersama dengan Polri sudah menggelar operasi Tinombala untuk mengejar kelompok teroris Santoso. “Tidak usah latihan, sudah operasi kok latihan lagi,” sambungnya.

Sebelumnya, latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI pernah diselenggarakan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada 22 sampai 31 Maret 2015 dengan melibatkan 3.222 personel TNI.

Latihan PPRC di Poso mengambil tema PPRC TNI melaksanakan Operasi Militer untuk Perang (OMP) dengan melaksanakan penindakan awal untuk menghancurkan agresor guna merebut kembali Poso Sulteng dalam rangka mempertahankan keutuhan dan kedaulatan NKRI.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby