Jakarta, Aktual.com – Didirikannya tembok setinggi dua meter, yang menutup akses warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, terhadap Sungai Ciliwung menuai kritik.
Direktur Ciliwung Institute, Sudirman Asun berpendapat proyek tersebut telah membuat jarak antara warga dan sungai. Memutuskan hubungan emosional di antara keduanya dan menghilangkan kebudayaan sungai masyarakat Betawi.
“Bagaimana mau mengajak masyarakat peduli sungai kalau masyarakat aja nggak bisa lihat sungainya?” kata dia, saat dihubungi Aktual.com, di Jakarta, Jumat (29/1).
Dengan nada sindiran, Sudirman menyebut pemasangan tembok itu merupakan bagian dari proyek tidak masuk akal yang dia sebut dengan istilah ‘abnormalisasi’ Ciliwung.
November 2015 lalu, Manajer Proyek Adhi Karya Kontruksi Normalisasi Kali Ciliwung, Agus Triwibowo mengatakan tembok setinggi dua meter yang disebut ‘dinding parapet’ rencananya akan dibangun sepanjang 1.640 meter.
Membentang dari jembatan Tongtek Bukit Duri hingga belakang Rusun Jatinegara. Kata dia, pemasangan dinding parapet untuk melindungi pemukiman warga dari luapan Ciliwung.
Artikel ini ditulis oleh: